Doa Seperti Seorang Anak

Roma 8:18-30

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Roma 8:26

Seorang anak kecil satu kali tersesat di sebuah hutan. Lalu, saat sedang berjalan sendirian, tiba-tiba muncul seekor beruang besar yang ganas hendak menerkamnya. Anak kecil itu begitu ketakutan sehingga ia pun menangis dan berdoa. Tapi, karena selama ini si anak hanya bisa mengucapkan doa makan, maka ia justru berkata, “Tuhan, berkatilah makanan ini…”

Cerita di atas memang hanya humor. Namun, seandainya saja hal itu benar-benar terjadi, apakah kira-kira Tuhan tetap akan menolong anak itu? Ataukah Dia tidak mau menolong hanya karena anak itu salah mengucapkan doa? Menurut saya, tentu Tuhan akan tetap menolong anak itu. Sebab jika Ia tidak menolong hanya karena anak itu salah mengucapkan doa, maka Tuhan kita adalah Allah yang terbatas oleh kata-kata. Terlebih lagi, ayat mas kita hari ini juga berkata bahwa saat kita sedang berdoa dalam segala kelemahan kita, maka saat itu Roh Kuduslah yang akan berdoa untuk kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Pernahkah Anda perhatikan doa anak kecil? Keponakan saya yang berusia 5 tahun selalu dengan pede memimpin doa di acara-acara keluarga kami. Meski doa yang ia ucapkan sering tidak jelas, tapi ekspresinya sangat serius. Meski sering kali ia hanya mengulang kata, dengan nama-nama orang yang didoakan saja yang diganti, tapi saya percaya Tuhan mendengar doanya. Ironisnya, sebagian orang dewasa justru begitu tidak pede jika diminta memimpin doa. Itu sebabnya, tampaknya kita perlu belajar berdoa dari anak kecil. Apakah anak kecil berdoa dengan penuh untaian kata mutiara? Apakah anak kecil berdoa selama berjam-jam? Tentu tidak. Memang tidak ada yang salah dengan kata-kata indah. Berdoa berjam-jam pun baik dilakukan. Namun, bukan semua itu yang terpenting. Tuhan melihat hati (I Sam. 16:7) sehingga bahkan saat kita tidak bisa berkata apa-apa, Ia mengerti. Bukan berarti menganjurkan kita berdoa sembarangan. Tapi, saya percaya saat kita benar-benar berdoa dengan tulus, jujur, dan rendah hati, maka doa kita tidak akan sembarangan. • Arie

Kita berdoa bukan kepada manusia yang melihat rupa, tapi kepada Tuhan yang melihat hati

Pelajaran dari Kopi Tumpah

Februari 20, 2017

Penguasaan Diri

Februari 20, 2017