RH Spirit Next 01 Februari 2020
1 Korintus 13:1-13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih,
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 1 Korintus 13:13
Ngomongin soal love atau kasih atau yang lebih populer disebut ‘cinta’, apa sih cinta itu? Konon katanya cinta itu punya pengaruh yang luar biasa dalam hidup seseorang. Orang jahat bisa berubah menjadi baik karena cinta yang ia terima mampu mengubah hatinya. Orang bisa sukses karena cinta terhadap pekerjaannya. Orangtua rela bekerja keras siang malam karena rasa cintanya pada anak-anaknya. Orang yang putus asa mendadak bisa semangat lagi karena cinta. Keajaiban-keajaiban yang terjadi di dunia ini juga karena cinta. Tanpa cinta, orang nggak mungkin bisa bahagia. Semakin hati kita dipenuhi cinta, kita semakin merasa kalo hidup ini amat berarti. Sayangnya, pemahaman kita tentang cinta sering kali abstrak. Namun, minimal kita bisa melihat seperti apa sebenarnya cinta dalam bentuk yang riil melalui renungan hari ini.
Cinta selalu diekspresikan dengan pemberian. Ada satu kalimat mutiara yang bilang, “Kita bisa saja memberi tanpa mengasihi, tapi kita tidak mungkin bisa mengasihi tanpa memberi.” Kalau kasih sudah menguasai, maka kita selalu ingin berbagi hidup kepada sesama dan membuat mereka menjadi lebih baik. Kasih bukan soal apa yang kita dapatkan, tapi apa yang bisa kita berikan. Bohong banget kalo kita bilang mengasihi tapi kita nggak pernah memberi, karena wujud cinta adalah pemberian. Berikan hidup kita untuk Tuhan, untuk keluarga, dan untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita. Emang sepertinya kita nggak bisa mengubah dunia yang sedemikian luas dan kompleks ini, tapi minimal kita bisa mewarnai dunia dan membuat dunia menjadi lebih baik melalui cinta yang kita bagikan.
Kalo kita sepakat bahwa ekspresi cinta adalah memberi, maka ukuran cinta adalah pengorbanan kita dalam memberi. Seberapa besar Tuhan mengasihi kita telah dibuktikan melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib. Kalo kita mengasihi, maka kita nggak cuman memberi, tapi kita juga berani berkorban. Seberapa besar kita berani berkorban, itulah yang menjadi indikator kadar cinta kita yang sebenernya. Boleh aja seseorang mengaku dirinya mengasihi Tuhan 100%, tapi kalo ia nggak pernah berani berkorban, maka kadar cintanya kepada Tuhan belumlah total. Seberapa besar kadar cintamu terhadap Tuhan dan sesamamu, itu bisa terlihat dari seberapa besar kamu mau memberi dan berkorban. • Vian
“Kadar cintamu bisa diukur dari seberapa besar kamu mau memberi dan berkorban bagi mereka yang kamu cintai.”
Lisa Kleypas – Penulis
Bagus.