Dilarang Berdoa di Facebook

Matius 6:5-15

Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. …

Matius 6:5

Dilarang berdoa di Facebook! Geli juga membaca pernyataan ini. Mengapa dilarang berdoa di Facebook? Sebuah meme yang menggambarkan Mark Zuckerberg, si pendiri dan pemilik Facebook, bertulis demikian, “Berhentilah berdoa di Facebook. Aku tidak bisa mengabulkan doa-doamu. Aku CEO, bukan Tuhan.” Pada kenyataan, berdoa di Facebook ini banyak sekali dilakukan. Jika ditanya boleh atau tidak, menulis doa dan mempostingnya di media sosial jelas sah-sah saja. Hanya saja kita perlu mempertanyakan apa tujuan kita berdoa di Facebook. Mencari simpati dan belas kasihan orang lain? Menunjukkan bahwa kita orang relijius? Untuk lucu-lucuan saja? Ataukah iseng karena bingung mau pasang status apa di laman Facebook kita?

Ataukah kita memang benar-benar punya pergumulan tertentu yang hendak kita sampaikan kepada Tuhan? Jika kita memang sedang dalam pergumulan, mengapa kita berdoa di halaman Facebook, bukan di pelataran rumah Tuhan? Apalagi, bukankah Yesus sendiri mengajarkan kepada kita bahwa doa semestinya dilakukan di kamar dengan pintu yang tertutup (ay. 6)? Mengapa doa kita diumbar, seolah-olah dunia harus tahu? Mungkin saja kita tidak separah itu dalam mengobral doa di Facebook, namun renungan hari ini mengingatkan agar kita jangan seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang berdoa hanya demi dilihat orang saja (ay. 5).

Terkabul tidaknya doa kita sangat ditentukan oleh tujuan dan motivasi kita. Jika kita “berdoa” di Facebook, berharaplah Mark Zuckerberg yang menjawab doa kita. Jika kita “berdoa” pada manusia, berharaplah manusia yang sangat terbatas itu menolong kita. Namun jika kita berdoa sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, maka pertolongan kita sesungguhnya datang dari Tuhan sendiri. Sudah terlalu banyak orang Farisi di zaman modern ini. Mereka berdoa tapi tidak sungguh-sungguh berdoa. Seakan-akan mereka berdoa kepada Tuhan, padahal hati mereka tertuju pada manusia, itu sebabnya mereka berdoa di tikungan jalan raya supaya dilihat manusia. Mintalah belas kasihan Tuhan, bukan manusia. Apalagi minta belas kasihan di Facebook! • Petrus Kwik

Berdoalah kepada Tuhan di kamar yang tertutup, bukan di halaman Facebook yang setiap orang akan mengetahuinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Membuat Perbedaan

Desember 13, 2019

Menikmati Perjalanan Hidup

Desember 13, 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *