RH Spirit 01 Mei 2020
2 Timotius 3:15-17, Yohanes 5:39-40
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Timotius 3:16
Saat ini kita mungkin sudah jarang memakai surat untuk berkomunikasi. Email, SMS, WhatsApp, atau media sosial mungkin lebih praktis. Tapi, fungsinya tetap sama: untuk menyampaikan pesan. Cara memakainya pun sama, kita harus membuka, membaca, dan menanggapinya. Tapi, kita tahu jika ada pesan penting dan ada yang tidak, ada yang harus segera dibaca, ada yang bisa diabaikan. Salah satu yang menentukan adalah siapa yang mengirimkannya. Pesan yang dikirim atasan beda dengan pesan dari teman kerja. Pesan dari orang yang kita kenal baik berbeda dengan pesan dari nama/nomor tak dikenal. Pesan dari orang yang kita tunggu beda dengan ucapan Selamat Pagi di grup WhatsApp.
Bagaimana jika yang kita terima adalah pesan dari Tuhan? Jelas itu tak boleh diabaikan. Pertama, siapa yang lebih penting dari Tuhan? Kedua, jika Tuhan memberi pesan pada kita, tentu itu penting dan kita butuhkan. Sadarkah Anda bahwa Alkitab adalah surat berisi pesan dari Tuhan? Alkitab ditulis oleh orang-orang yang diilhami Roh Tuhan, ditulis untuk kita baca dan isinya adalah tentang Tuhan; tentang kehendak-Nya, rencana-Nya, ungkapan kasih-Nya, bukti kebesaran-Nya, hikmat-Nya, bagaimana kita merespons Dia, dsb. 2 Timotius 3:15-17 berkata bahwa firman Tuhan bermanfaat untuk memberi hikmat, menuntun kepada keselamatan oleh iman pada Kristus, juga untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, sehingga kita pun diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Dari sinilah kita paham mengapa sangat penting kita membaca, memahami, dan melakukan apa yang tertulis di Alkitab. Tuhanlah alasan utama kita membaca Alkitab. Membaca dan memahami Alkitab adalah salah satu cara untuk kita menjalin relasi dengan-Nya. Melakukan apa yang Tuhan perintahkan di Alkitab adalah cara kita merespons pesan Tuhan itu. Artinya, tak cukup hanya membaca, paham, bahkan hafal dan ahli dalam menyelidiki Alkitab, tapi kita terlebih harus punya relasi dengan Tuhan. Tak cukup hanya paham tapi kita harus melakukan (bdk. Yoh. 5:39-40). Ini yang membedakan Alkitab dengan buku biasa, ini yang membedakan orang percaya dengan yang sekadar ingin tahu. • ARC
Membaca Alkitab adalah salah satu cara menjalin relasi dengan Tuhan, bukan sekadar cara menambah pengetahuan.