Forgive Yourself

RH Spirit Next 01 Mei 2020

Kejadian 45:1-28

Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf!
Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya,
sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Kejadian 45:3

 

Ngga ada seorang pun yang bisa selalu bertindak benar di dunia ini. Agree? Faktanya, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Baik kesalahan tunggal yang menjadi korbannya cuman diri kita sendiri, maupun kesalahan yang melibatkan orang lain. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung lebih mudah memaafkan orang lain ketimbang memaafkan dirinya sendiri. Padahal memaafkan diri sendiri sebenernya merupakan hal yang lebih penting dan lebih dulu perlu dilakukan sebelum memaafkan orang lain. Seseorang yang nggak bisa memaafkan dirinya sendiri akan terbelenggu oleh masa lalunya. Dosa ataupun kesalahan yang diperbuat di masa lalu terasa begitu menyiksa sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depannya. “Seandainya aku nggak melakukan hal itu…” kalimat inilah yang sering kita dengar dari orang-orang yang hidupnya diwarnai penyesalan.

Fir-Tu hari ini bercerita tentang Yusuf yang hampir dibunuh saudara-saudaranya. Tapi demi menghindari kecurigaan, mereka lalu menjual Yusuf kepada saudagar Midian. Singkat cerita, Yusuf kemudian menjadi penguasa kedua di tanah Mesir. Ketika Yusuf menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya, yang telah menyiksa dan menjualnya sebagai budak, seluruh saudaranya pun gemetar ketakutan dan diliputi rasa penyesalan yang dalam. Mereka merasa menyesal atas perbuatan mereka terhadap Yusuf, dan kesedihan yang mereka buat terhadap Yakub, ayah mereka.

Ketika kita melakukan kesalahan dan hal tersebut menyakiti orang lain, kita bisa berada di posisi yang sama seperti saudara-saudara Yusuf. Terkadang penyesalan atas masa lalu bikin kita susah memaafkan diri sendiri, dan akibatnya kita terperangkap pada perasaan berdosa yang begitu besar. Selanjutnya kita akan merasa nggak pantas untuk mendapatkan apa pun lagi, termasuk pengampunan dari Tuhan, karena kita menganggap dosa kita itu terlalu besar untuk diampuni. Tapi kita musti ingat, Tuhan selalu siap mengampuni kita, sebesar apa pun dosa kita. Tuhan nggak akan senang liat kita terus menerus menyalahkan diri sendiri dan nggak bertumbuh karena hal tersebut. Kalo saat ini kita merasakan beban dari penyesalan, berdoalah, mintalah agar Tuhan membuka jalan keluar yang terbaik. Tentunya setelah kita berdamai dengan masa lalu, semangat kita pun akan dipulihkan, dan kita bisa menatap masa depan tanpa beban masa lalu lagi. • Vian

“Berdamai dengan masa lalu adalah syarat utama agar kita
bisa nyaman dalam menapaki masa kini dan masa depan.”
Joyce Meyer – Penginjil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stop Excuses

April 17, 2020

Mahkota Suami

April 17, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *