Menghadapi Ketakutan

Yohanes 5:1-18

Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Yohanes 5:7

 

Sejujurnya, saya punya aquaphobia atau fobia air. Saat masih kecil saya pernah hampir tenggelam di kolam renang. Itu menciptakan sebuah trauma hingga dewasa. Jangankan menceburkan diri di kolam renang, baru melihat kolam renangnya saja, saya berkeringat dingin! Namun demikian, pada titik tertentu saya memutuskan untuk menghadapi ketakutan saya dan mencoba mengatasi trauma saya. Yang saya lakukan adalah memberanikan diri masuk ke kolam renang. Awalnya luar biasa takut, rekaman peristiwa tenggelam itu seolah diputar ulang di pikiran saya. Memang cukup lama saya bisa sembuh dari fobia air itu. Sementara orang kebanyakan butuh waktu dua bulan untuk bisa berenang, saya butuh waktu dua tahun untuk bebas dari fobia air dan bisa berenang.

Ketakutan bukan untuk dihindari, ketakutan harus dihadapi. Selama kita menghindar dari apa yang kita takutkan, maka hal itu akan terus menghantui kita, melumpuhkan kita, dan membunuh potensi kita. Kegagalan bisa menjadi trauma yang menakutkan. Banyak orang takut melangkah hanya karena punya pengalaman kegagalan di masa lalu. Persis seperti apa yang terjadi pada orang lumpuh di pinggir kolam Betesda ini. Kegagalan membuatnya berpikir bahwa ia tak mungkin bisa disembuhkan. Akibatnya, selama 38 tahun ia menghabiskan hidupnya sebagai orang lumpuh. Bahkan, ketika Yesus menawarkan kesembuhan, orang lumpuh ini sulit untuk mempercayainya. Daripada mengiyakan tawaran Yesus untuk sembuh, orang lumpuh ini malah menunjukkan alasan mengapa ia gagal dan tidak mungkin bisa sembuh (ay. 6). Bersyukurlah, Yesus tetap menyembuhkan kelumpuhannya. Tapi yang terutama, Yesus menyembuhkan rasa percaya dirinya yang telah hilang.

Apa yang Anda takutkan? Jangan lari! Hadapilah hal itu! Ketika kita menghindar dari ketakutan, ketakutan kita akan semakin bertambah besar sehingga kita akan semakin sulit untuk mengatasinya. Bangunlah di tempat Anda jatuh. Bangkitlah di tempat Anda gagal. Berdirilah di tempat Anda terpuruk. Sebagaimana Yesus membangkitkan orang lumpuh, Dia akan menolong dan membangkitkan kita dari ketakutan, kejatuhan, dan keterpurukan kita. • Petrus Kwik

Ketakutan harus dihadapi, bukan untuk dihindari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Afirmasi Rohani

Juni 29, 2021

Minoritas Berkualitas

Juni 29, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *