Pemberani = Pemberontak?

Matius 10:16-33

Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh,
tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia
yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Matius 10:28

 

Hebohnya berita tentang kecelakaan maut yang melibatkan anak seorang musisi terkenal di negeri ini membuka mata bahwa banyak anak yang sebenarnya belum cukup umur mengemudi tapi nekad melakukannya. Bahkan, sebagian mereka diizinkan orang tuanya. Tidak hanya itu, kita juga mendengar bahwa ada “tren” bagi para remaja itu berkaitan dengan hal ini. Tren itu adalah suka memotret speedometer kendaraan saat tengah melaju untuk dipamerkan di media sosial. Semakin kencang kecepatan yang ditunjukkan, makin banggalah mereka. Padahal, selain ngebut saja sudah bahaya (apalagi untuk anak di bawah umur), memotret saat tengah menyetir dalam kecepatan tinggi jelas lebih bahaya lagi. Itulah anak remaja yang memang sedang mencari jati diri. Sering disebut usia itu adalah usia memberontak. Semakin melanggar aturan, mereka semakin merasa itu adalah bukti bahwa diri mereka pemberani.

Fakta di atas memang cukup memprihatinkan dan perlu kita perhatikan sebagai orang tua. Namun, hari ini, kita tak akan bicara tentang pendidikan anak. Renungan hari ini mengajak merenungkan hubungan antara keberanian dan pemberontakan. Kita kerap kali menganggap salah satu tanda keberanian adalah adanya pemberontakan atas aturan. Kita memang sudah bukan lagi remaja, tapi dunia saat ini sering memberi gambaran wanita pemberani adalah wanita yang melawan pria, istri yang berani adalah yang menentang suaminya, dsb. Beberapa tokoh yang dikenal pemberani, memang adalah orang yang berani mendobrak tatanan yang sudah berakar di masyarakat. Namun, apakah menjadi pemberani sama dengan menjadi pemberontak? Tidak.

Banyak orang taat hanya karena takut dihukum. Tapi, keberanian orang Kristen adalah keberanian yang didasari ketaatan dan pengetahuan akan alasan kita harus taat tadi. Yesus dan para rasul adalah buktinya. Keberanian mereka bukan terletak pada sikap tak gentar akan ancaman para pemimpin Yahudi. Tapi, keberanian mereka terletak pada bagaimana mereka mengutamakan kebenaran meski penyimpangan dan dosa terjadi di mana-mana. Bagaimana dengan Anda? • @

Keberanian plus ketaatan pada kebenaran akan menghasilkan keberanian yang benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Syarat Pahlawan

Oktober 12, 2021

Keberanian yang Berbeda (1)

Oktober 12, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *