Dinista tapi Bahagia

1 Petrus 4:12-19

Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
1 Petrus 4:14

 

Biasanya orang yang sedang dimabuk cinta atau sedang berpacaran, atau baru saja menikah, akan dengan bangga berjalan sambil menggandeng kekasihnya. Di tempat umum, mereka bahkan tak segan tampil seragam, memakai baju senada, demi menunjukkan kekompakan sekaligus bahwa mereka adalah kekasih. Tapi, ada juga pasangan yang meski sedang berpacaran namun berusaha menutupi atau sembunyi-sembunyi. Bahkan, untuk menelpon atau SMS pun mereka melakukan diam-diam. Pasangan apa itu? Pasangan selingkuh! Kasus lain, jika seorang wanita hamil setelah menikah, ia tidak akan segan menunjukkan kehamilannya di depan umum. Ia tak ragu memakai baju hamil, bercerita mengenai kehamilannya, minta didoakan, hingga tren saat ini, foto saat sedang hamil. Tapi, beda jika kehamilan itu terjadi di luar nikah atau dalam hubungan gelap tadi. Yang ada, mereka akan berusaha menutupi kehamilannya agar jangan sampai ada orang yang tahu.

Firman Tuhan hari ini memberikan nasihat yang tidak biasa: “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista …”. Apa? Kenapa justru bahagia saat dinista, dihina, bahkan menderita (ay. 16)? Tunggu dulu, ayat ini belum selesai. Kita berbahagia jika dinista karena nama Kristus dan menderita sebagai orang Kristen. Itu beda dengan dinista, dihina, dan menderita karena mencuri, berbuat jahat, ataupun mengacau (ay. 15). Seperti gambaran di atas. Perbedaannya terletak pada penyebabnya.

Namun, kadang orang Kristen suka salah dalam hal ini. Sebagian orang menganggap ketika mereka dihina, kena marah, atau mengalami kesulitan, maka itu pasti “salib” mereka. Padahal, lihat dulu, apa penyebabnya. Kita ditegur karena pelayanan yang kita lakukan di gereja. Namun, jika kita ditegur karena pelayanan itu membuat kita tidak fokus di kantor, urusan keluarga terbengkalai, dsb, itu bukanlah salib. Kita ditegur karena kurang bertanggung jawab, bukan karena kita terlibat pelayanan. Kita harus bisa membedakan ini. Apakah kita dihina karena pesan Injil atau karena cara kita menginjil yang tak berhikmat? Apakah kita dibenci oleh tetangga yang bukan orang percaya karena iman kita atau karena sebenarnya kita sendiri punya sikap yang tak baik? • @

Yang berbahagia adalah yang menderita karena berbuat baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Milikku Plus Milikmu

Maret 22, 2022

Mengertikah Mereka?

Maret 22, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *