Lahirnya Gereja

Kisah Rasul 2:1-40

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
Kisah Rasul 2:1

 

Hari ini kita memperingati salah satu hari terpenting dalam sejarah kekristenan. Ya, meskipun hari ini tidak ditandai sebagai hari libur, bahkan tidak semua orang Kristen menyadari bahwa ada sesuatu yang penting diperingati hari ini, tapi inilah salah satu hari yang mengubah sejarah. Hari Pentakosta sesungguhnya bukan semata hari peringatan akan turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Kristus. Namun, hari Pentakosta juga bisa disebut sebagai hari lahirnya gereja Tuhan. Mengapa hari ini bisa dianggap sebagai hari lahirnya gereja? Karena dalam peristiwa Pentakostalah kita dapat melihat semua aspek yang seharusnya dimiliki oleh gereja. Apa saja itu? Setidaknya ada empat ciri gereja yang dimulai dari Pentakosta.

Pertama, persekutuan. Alkitab mencatat dengan jelas bahwa ketika Roh Kudus turun, para murid sedang berkumpul (ay. 1). Gereja adalah sebuah persekutuan. Gereja bukan sekadar ketika kita bernyanyi dan mendengarkan firman saja. Banyak orang saat ini berpikir, tidak usah ke gereja tidak apa-apa, selama kita tetap menyanyikan lagu-lagu pujian, mendengarkan khotbah lewat CD, dll. Tapi, itu bukanlah gereja, karena tidak ada persekutuan dengan orang lain, di sana. Dua, pesan Injil dan kesaksian mengenai kasih Kristus disebarkan. Khotbah Petrus di hari Pentakosta (ay. 14-40) memberikan ini. Bukankah ini juga yang harus gereja Tuhan nyatakan? Apa yang gereja suarakan seharusnya adalah tentang pesan Injil dan kasih Kristus saja, bukan pesan manusia atau yang lain. Tiga, membawa jiwa kepada Kristus. Alkitab mencatat bahwa di Pentakosta pulalah terjadi KKR dahsyat di mana 3000 orang bertobat dan percaya pada Kristus (ay. 41). Membawa jiwa yang belum percaya kepada Kristus adalah tugas gereja, termasuk kita sebagai anggota jemaat-Nya. Bukan sekadar membawa orang untuk memenuhi bangku gereja, tapi terlebih adalah membawa mereka yang belum percaya untuk bisa mengenal dan merasakan kasih Kristus dalam hidupnya. Empat, tuntunan Roh Kudus. Tentu saja, tiga hal di atas tidak dilakukan semata atas dasar keinginan dan pemikiran kita saja. Meminta tuntunan Roh Kudus adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar jangan sampai kita sekadar memiliki motivasi yang baik, tapi caranya tidak berhikmat. • @

Menyatukan, menyampaikan pesan Injil, menyebarkan kasih, dan membawa jiwa dalam tuntunan Roh Kudus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mencari Tuhan

April 26, 2022

Dampak Kekecewaan

April 26, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *