Matius 12:1-15a
Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Matius 12:7
Jeff Bezos, pendiri situs Amazon.com sejak kecil dikenal cerdas, terutama dalam ilmu matematika. Satu kali, ia sedang di mobil bersama kakek neneknya. Bezos kecil saat itu mengamati neneknya yang terus merokok. Bezos tidak suka dengan asap rokok sehingga ia memikirkan cara menghentikan neneknya. Ia pernah membaca bahwa tiap batang rokok yang diisap akan mengurangi sekian waktu hidup manusia. Maka, ia menghitung batang rokok dihabiskan sang nenek. Dan tiba-tiba ia berteriak, “Nenek sudah kehilangan 9 tahun kehidupan Nenek dengan merokok seperti itu!” Bezos berharap ia akan mendapatkan pujian karena bisa menghitung dengan cermat. Tapi, sang nenek justru menangis tersedu-sedu mendengar tuturan cucunya. Kakeknya pun menghentikan mobil dan menyuruh Bezos keluar. Sang kakek lalu keluar dan berkata pada Bezos kecil, “Jeff, satu saat kamu akan tahu bahwa lebih sulit menjadi orang baik daripada orang pandai.” Nasihat itu terus diingat Bezos hingga kini.
Bukan berarti membiarkan atau mendukung orang merokok. Namun, Jeff Bezos kecil agaknya belum mengerti bahwa untuk sebuah tujuan baik, diperlukan sikap yang baik juga. Sayangnya, banyak orang saat ini juga seolah tidak terlalu peduli hal ini. Banyak orang pintar, punya pemikiran cemerlang, tapi orang-orang yang berguna dan dikenang masyarakat bukan semata yang pintar, melainkan mereka yang juga punya empati, kasih, dan kepedulian.
Sebagai pemimpin, sudahkah ini menjadi perhatian Anda? Banyak perusahaan hanya menekankan peningkatan skill, pengetahuan, teknologi saja, dan mengesampingkan pembinaan karakter, empati, dll. Untuk apa punya pekerja yang bisa menghasilkan banyak keuntungan tapi juga korup? Maukah Anda punya karyawan yang sangat teliti tapi tak memiliki hati? Orang Farisi dan ahli Taurat adalah para guru, orang-orang yang terdidik, dan termasuk golongan intelektual. Tapi, mereka mengajar tanpa hati. Dan bagi Tuhan yang mereka layani pun, hal itu tidak mengesankan sama sekali, bahkan Yesus mengkritik mereka dengan keras. Kecerdasan tanpa karakter yang baik hanya menghasilkan robot, tapi karakter yang baik adalah bekal penting untuk memiliki kualitas kerja ekselen. • Arie
Jangan hanya melatih skill dan pengetahuan, latih juga karakter karyawan Anda.