RH Spirit 01 April 2024
2 Timotius 4:1-8
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat,
tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya…
2 Timotius 4:3
Pembeli adalah raja. Demikian slogan pelayanan konsumen. Dalam bisnis, pembeli atau customer memang faktor utama bisnis tetap berjalan. Itulah sebabnya, customer harus disambut, dihormati, dilayani, dan diberikan yang terbaik, seperti seorang raja. Sebagai customer, tentu kita senang jika diperlakukan demikian, bukan?
Sebagian orang Kristen datang ke gereja, atau datang kepada Tuhan, dengan membayangkan dirinya sebagai customer. Apalagi di gereja kita disambut usher yang tersenyum ramah, musik dan visual yang disiapkan dengan baik, khotbah yang menarik sesuai dengan apa yang sedang kita hadapi. Kita merasa dimanjakan. Usai ibadah, kita pulang dengan puas. Tapi, minggu depannya, usher menyalami tanpa memandang kita tapi malah berbicara dengan temannya, teks lirik lagu yang ditampilkan di LCD sering salah, worship leader dan musiknya beberapa kali fals, dan pendeta menyampaikan khotbah yang panjang dan membosankan. Kita pulang dengan tak puas dan bertekad, jika lain waktu khotbah dibawakan oleh pembicara tadi lagi, lebih baik beribadah di tempat lain.
Mentalitas seperti ini sangat berbahaya. Dalam situasi biasa, orang Kristen jenis ini akan menjadi seperti dikatakan nas hari ini. Ia menolak ajaran sehat tapi memilih sendiri mana ajaran yang sesuai seleranya. Fokus ibadahnya bukan untuk memuliakan Tuhan, tapi kenyamanan dan kepentingannya sendiri. Jika ia terlibat pelayanan, itu tidak lagi untuk memberkati orang lain, tapi agar dirinya sendiri diberkati. Ia merasa Tuhan mesti menjaga, memberi jalan mudah dan bukan masalah. Ia merasa berhak diberkati karena sudah melayani, karena sudah rajin berdoa dan ibadah, karena rutin memberi perpuluhan, atau karena tidak melakukan hal-hal berdosa. Hasilnya adalah orang Kristen manja, yang hanya mau dilayani, dibimbing, dan diberkati saja. Mentalitas ini makin kentara ketika ia menghadapi masalah atau hal-hal yang membuatnya tak nyaman. Ia akan mudah mengeluh, menyerah, bahkan dengan mudah meninggalkan Tuhan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Mari periksa diri kita, mungkinkah mentalitas konsumen dan Kristen manja ini ada di diri kita? • ARC
Orang Kristen manja menuntut dilayani, padahal semestinya kita harus saling melayani