Jangan Holy Ghosting

RH Spirit Next 01 Juli 2024

1 Korintus 12:12-31

Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
1 Korintus 12:27

 

Beberapa tahun lalu, sempat heboh seorang cewek yang kebingungan karna ia ngerasa ditinggalin secara sepihak sama seorang putra pejabat. Yang bikin cewek itu nggak terima dan sakit hati adalah si cowok dianggap ninggalinnya tiba-tiba. Nggak ada kata pamit atau kalimat pisahan, seperti: “Kita udahan aja ya” atau “Kita jalan sendiri-sendiri aja ya” atau “Kamu terlalu baik buat aku” dan sejenisnya. Akhirnya, senegara +62 cukup jadi heboh tuh gara-gara kejadian ini. Si cewek bahkan membuat surat terbuka (dalam bentuk video) yang ditujukan pada ayah mantannya itu. Dari peristiwa itulah kemudian jadi makin populer istilah “ghosting”. Buat kamu yang mungkin belum tahu, ghosting berasal dari kata “ghost” yang berarti hantu, karena orang yang nge-ghosting biasanya akan menghilang tanpa jejak seperti hantu. Hal ini bisa terjadi bukan cuman dalam hubungan asmara, tapi juga bisa terjadi dalam konteks yang lain, seperti pertemanan. misalnya.

Dalam ranah rohani, hal ini juga ternyata sering terjadi. Istilahnya jadi berubah sedikit, menyesuaikan konteksnya, yakni holy ghosting. Holy Ghosting sendiri adalah istilah yang dipake untuk menunjuk sikap yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar dari gereja atau komunitas rohani. Orang ini biasanya aktif di gereja baik sebagai jemaat dan pelayan Tuhan, tapi tiba-tiba suatu hari ia menghilang tanpa memberi kabar. Nggak lagi ke gereja untuk ibadah dan apalagi pelayanan.

Apakah gereja/komunitas akan tersakiti? Oh jelas. Firman Tuhan jelas mengatakan kalo gereja itu nggak ubahnya seperti tubuh dan kita semua adalah anggotanya. Ada yang jadi “tangan”, “kaki”dan seterusnya. Kehilangan satu anggota secara tiba-tiba dan tanpa alasan, jelas merupakan sebuah pukulan. Bayangin aja suatu pagi kamu bangun dan tiba-tiba telingamu hilang sebelah tanpa sebab. Apa nggak bingung tuh?

Bukannya nggak boleh keluar dari gereja tempat kita selama ini melayani. Tapi bukankah etikanya kita harus berpamitan dengan baik-baik? Kita ketemu baik-baik, maka pisahan juga harus baik-baik. Kalo mau keluar, temui pendeta atau kakak rohani dan jelaskan alasan keluar dari gereja atau komunitas. Jangan pernah nge-ghosting alias tiba-tiba menghilang. • Dn

Ghosting bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Becka Mack – Penulis

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mengasihi dengan Akal

Juni 7, 2024

Komunikasi Efektif

Juni 7, 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *