Anak Pemilik Roti

Yohanes 6:1-15

“Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”
Yohanes 6:9

Ketika Yesus memberi makan 5000 orang, ada satu orang yang meski tak disebutkan namanya tapi memiliki andil besar dalam salah satu mukjizat yang paling diingat orang ini. Dia adalah seorang anak kecil yang membawa bahan mukjizat itu sendiri, 5 roti dan dua ikan. Alkitab tidak mencatat siapa namanya, tapi dari anak kecil ini, kita bisa memperoleh pelajaran luar biasa tentang pelayanan.

Pertama, anak itu memiliki iman. Jelas yang ia bawa hanyalah makanan yang secara rasio jelas tidak akan cukup memberi makan 5000 orang lebih, tapi tidak ada catatan bahwa ia menolak menyerahkan roti itu. Sebaliknya, justru Andreas yang meragukan manfaat makanan sesedikit itu. Dari sini, tepatlah jika Yesus meminta kita memiliki iman seperti seorang anak. Melayani memerlukan iman. Tapi, berapa banyak kita yang belum-belum sudah merasa bahwa talenta yang kita miliki adalah kurang baik, kurang berharga, atau kurang bermanfaat dalam pelayanan?

Kedua, kerelaan untuk memberi. Lima roti dan dua ikan mungkin cukup untuk mengenyangkan anak itu sendirian, tapi ‘apakah artinya untuk orang sebanyak ini’ kata Andreas. Saya bayangkan, bisa saja anak itu merasa patah arang karena diremehkan Andreas. “Ya sudah, karena tidak mungkin cukup, biar saya makan sendiri saja, ini ‘kan punya saya…” Begitulah jika anak tersebut hanya memikirkan dirinya sendiri. Bisa juga ia beralasan, “kalau Yesus itu Tuhan, kenapa Ia tidak menurunkan roti atau manna dari sorga saja? Kenapa harus makanan saya yang diambil?” Tapi, dari kerelaan untuk berbagi dan memberi seorang anak itulah, sebuah mukjizat luar biasa dinyatakan.

Tuhan lebih menghargai mereka yang mau memberi dalam kekurangannya. Jangan pernah berpikir bahwa kita diperintahkan untuk melayani karena Tuhan tidak bisa melakukan sendiri. Jadilah seperti anak pemilik roti itu. Bukan pemberian kita yang Tuhan mau, tapi iman, sikap, dan ketulusan kita dalam mempersembahkannya. Itulah yang akan menyenangkan hati Tuhan. • Arie

Pelan tapi Pasti

Mei 7, 2017

Be Positive, Be Creative

Mei 7, 2017