1 Timotius 5:17-25
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak. 1 Timotius 5:21
Seorang pria yang hendak menikmati makan di sebuah restoran berkata kepada pelayan, “Saya tidak bisa makan sup ini.” Pelayan itu dengan buru-buru berkata, “Maaf, Tuan, saya akan memanggil manajer restoran ini.” Setelah bertemu dengan manajer, pria tersebut berkata, “Tuan manajer, saya tidak bisa makan sup ini.” Manajer tersebut dengan segera berkata, “Maaf, Tuan, saya akan panggil juru masaknya.” Setelah bertemu dengan si juru masak, pria tersebut berkata, “Tuan juru masak, saya tidak bisa makan sup ini.” Juru masa tersebut bertanya, “Apa ada yang salah dengan sup ini?” Pria itu lalu menjawab, “Tidak ada. Hanya saja saya belum diberi sendok!”
Cerita itu mewakili satu kata: asumsi. Ketika mendengar bahwa seorang pelanggan tidak bisa makan supnya, maka pelayan tersebut sudah memiliki asumsi bahwa ada yang salah dengan masakan tersebut. Demikian juga halnya dengan sang manajer yang langsung berasumsi bahwa si koki tentu keliru masak. Bahkan, saya yakin ketika Anda membaca cerita tersebut Anda juga memiliki asumsi yang sama dengan pelayan dan manajer tersebut. Bukankah benar tebakan saya itu?
Pada kenyataannya, asumsi inilah yang kerap menimbulkan miskomunikasi, salah paham, bahkan perselisihan. Ketika belum mengetahui kebenaran yang seutuhnya namun kita sudah menebak-nebak atau menduga-duga sendiri. Kita sering memiliki prasangka yang negatif terhadap seseorang karena asumsi. Kita menuduh seseorang melakukan pelanggaran hanya berdasarkan asumsi, bukan didasarkan atas bukti yang jelas. Demikian juga halnya dengan gosip yang selalu dibangun dengan asumsi, bukan fakta. Lama tidak kelihatan bersama, kita sudah berasumsi bahwa rumah tangga pasangan tersebut pasti sedang bermasalah, pisah ranjang, atau bahkan sudah cerai. Seseorang bisa beli ini itu, kita sudah berasumsi bahwa orang tersebut pasti bekerja dengan cara tidak jujur. Jangan sampai kita berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan hanya karena asumsi. Asumsi bukanlah fakta yang layak untuk dipercaya. • Kwik