RH Spirit Next 01 Oktober 2021
2 Timotius 3:16-17
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Timotius 3:16
Anton sedang ada di persimpangan jalan. Setelah sekian lama, ia akhirnya bisa deket sama seorang cewek. Buatnya, cewek ini udah nyambung banget. Bisa dibilang sefrekuensilah! Sayangnya, ada satu hal yang ngeganjel. Yup, apa lagi kalo bukan urusan keyakinan. Anton termasuk orang yang aktif melayani di gereja. Tapi si cewek ternyata memeluk keyakinan lain. Di sinilah, hati dan pikiran Anton mulai bergejolak dan berkonflik. Ia bingung apakah harus putus atau terus. Apakah tetap saling menjajaki atau berbalik arah. Pikirannya dan logikanya jelas berkata kalo hubungan ini ga bisa lanjut, karna ke depan nanti pasti banyak konfliknya. Apalagi, FirTu juga udah jelas ngomong kalo relasi seperti ini sangat nggak ideal. Tapi, hatinya bilang sebaliknya. Hatinya pengennya jalan terus. Hatinya berkata: “Ngga apa, yang penting dijalani saja dulu, nti khan pasti ada jalan keluarnya.” Nah, kalo kamu jadi Anton, kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Mau ngikutin kata hati atau pikiran alias rasio?
Dalam Alkitab Versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, ayat nas hari ini berbunyi begini: “Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah.” Jadi, intinya, kembali ke firTu. Hati boleh saja bermain dan diikutin, tapi pikiran atau rasio kita juga harus dilibatkan. Anton jelas akan berjalan di jalur yang keliru kalo cuma ngikutin kata hati. Kalo dia mau berada di jalan yang benar, maka ia harus ngikutin pikiran dan rasionya; kembali ke apa kata FirTu.
Dalam hidup, kita pun akan dihadapkan pada situasi yang sama. Kita akan ngalamin yang namanya dilema. Dan pada saat-saat seperti ini, sering kita akan digoda buat ngikutin kata hati, karena pilihan itulah yang kita rasa akan ngebikin kita bahagia. Tapi hati-hati, ngikutin kata hati tuh nggak selamanya aman. Karena keputusan yang ngikutin kata hati biasanya cenderung egois. Saking egoisnya bahkan sampe ada yang ngorbanin kebenaran. So, balik saja ke pikiran yang tertuju pada firTu. Lakukan apa yang menurut FirTu benar, bukan yang menurut hatimu benar. Dengan demikian, kita akan selalu ada di jalan yang benar. • Dian
Firman Tuhan itu hidup dan berkuasa. Ia akan membebaskanmu, memberi kelegaan, memulihkan, dan menutrisi jiwamu. Matthew Hagee – Pendeta