RH Spirit Motivator 01 April 2024
Lukas 6:47-49
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu.
Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
Lukas 6:48
Ada pulsa prabayar ada juga pascabayar. Ada listrik prabayar, ada listrik pascabayar. Ada rumah makan yang sistemnya bayar di depan, ada juga yang pembayaran dilakukan setelah makan. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Listrik prabayar dengan token pulsa membuat pemakaian listrik lebih terkendali. Namun, sistem pascabayar dirasa lebih praktis. Rumah makan yang dibayar di depan lebih meminimalisir pembeli yang makan tanpa bayar, tapi sistem bayar di depan juga bisa membuat konsumen enggan menambah pesanan. Bisa dibilang, bayar di belakang itu lebih nyaman, tapi bayar di depan membuat kita lebih terkontrol.
Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan ini. Kita punya pilihan untuk “membayar di depan” atau “bayar di belakang”. Menjaga kedisiplinan pribadi walaupun tidak ada tuntutan untuk itu. Mengambil tanggung jawab meski itu tidak termasuk job desk kita. Bekerja dan memberikan layanan maksimal meski semua orang melakukan yang biasa-biasa saja. Bekerja dengan etos kerja profesional meski usaha kita masih kecil. Itu semua ibarat membayar di depan. Memang lebih sulit, memang terasa lebih “ribet” tapi melakukan hal-hal itu membuat kita sudah siap saat kesempatan, tujuan, dan apa yang Anda impikan benar-benar datang. Sayangnya, banyak orang juga yang memilih membayar di belakang. Mereka lebih mengutamakan hal-hal yang membuat mereka nyaman lebih dulu. Menunda, mengelak dari tanggung jawab, pasif, berfoya-foya, dsb, Semua itu memang nyaman ketika dilakukan, tapi pada akhirnya kita pasti harus membayar konsekuensinya.
Membangun rumah di atas batu jelas lebih ribet dan butuh usaha ekstra. Kita harus gali dalam-dalam, meletakkan batu pondasi, barulah rumah dibangun. Sebaliknya, membangun di atas tanah begitu saja itu sangat mudah dan cepat. Tapi, seperti kata Yesus, ketika banjir atau masalah tiba, barulah orang yang memilih cara mudah itu menanggung konsekuensinya. Mari biasakan berpikir panjang! Jangan mudah tergiur karena iming-iming keuntungan instan. Jangan pula hanya memikirkan kesenangan sesaat belaka. Tapi, lihatlah dampak tindakan dan keputusan kita sampai jauh ke depan! • ARC
Investasi yang baik membutuhkan banyak penundaan kenikmatan – Charlie Munger