Ulangan 30:11-20
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, Ulangan 30:19
Dalam pemilu kita bisa saja memilih golput dan tidak menggunakan hak pilih kita. Namun dalam hidup kita harus memilih, jika tidak maka kehidupan lah yang akan memilihkannya bagi kita. Beruntung jika mendapat yang baik, tapi jika mendapat yang buruk dan tidak sesuai dengan keinginan, menyesal pun percuma saja. Banyak orang mengatasnamakan “pasrah” dengan kehendak Tuhan, padahal sebenarnya mereka orang-orang yang tidak berani memilih. Seolah-olah terlihat rohani karena “mengalir bersama Tuhan”, tapi sebenarnya mereka tidak berani mengambil tanggungjawab atas pilihan hidup yang harus mereka ambil.
Jika kita takut mengambil keputusan untuk memilih, belajarlah dari anak kecil! Bahkan, belajarlah dari bayi yang sudah berani memilih! Seorang bayi memilih untuk minum ASI dan menolak saat diberi dot berisi susu formula. Seorang bayi bahkan bisa memilih untuk digendong ibunya, daripada bapaknya. Terbukti, bayi itu akan tenang di gendongan ibunya, dan akan menangis keras saat digendong bapaknya. Anak kecil juga berani memilih, bahkan keukeuh dengan pilihannya. Menolak makan sayur dan merengek makan di gerai fast food. Diberi sepatu merek lokal tidak mau, mintanya sepatu yang dipakai atlet-atlet dunia. Mereka telah memilih! Mereka berani memilih!
Mengapa Tuhan memberikan kehendak bebas kepada kita? Supaya kita memilih! Adalah aneh jika kita diberi kuasa untuk memilih, tapi malah bersikap seperti robot yang seolah tidak punya pilihan apa-apa. Bacaan kita hari ini menyatakan dengan jelas bahwa Tuhan memperhadapkan bangsa Israel dengan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, keberuntungan atau kecelakaan. Lagi-lagi supaya bangsa Israel memilih. Hidup dalam kehendak Tuhan bukan berarti kita pasrah dan “mengalir” tak tentu arah. Hidup dalam kehendak Tuhan berarti kita memilih dan memutuskan untuk mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya (ay. 20). Saya berdoa agar firman Tuhan hari ini memberikan keberanian kepada Anda untuk memilih dan mengambil tanggung jawab atas konsekuensi yang muncul karena pilihan Anda. • Petrus Kwik
Adalah aneh jika kita diberi kuasa untuk memilih, tapi malah bersikap seperti robot yang seolah tidak punya pilihan.