Kisah Para Rasul 16:19-40
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Kisah Para Rasul 16:25
Ada sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh Dr. Lee Berk, seorang pakar neuroimunolog, tentang bahaya stres dalam kaitannya dengan kesehatan. Ketika seseorang mengalami stres, maka tubuh orang tersebut akan menghasilkan hormon kortisol yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Sebaliknya ketika seseorang merasa senang, gembira, sukacita, dan hidup penuh rasa syukur, maka kelenjar hormon dalam tubuhnya akan menghasilkan zat endorphin, serotonin, dan melatomin. Ketiga zat ini dibutuhkan otak untuk membuat seseorang merasa rileks, nyaman, dan tenang. Ketiga zat tersebut sama persis dengan hormon yang dihasilkan oleh obat-obat psikotropika (narkoba).
Dari penelitian dan fakta tersebut, kita sebenarnya tahu bahwa Tuhan sudah memberi cara kepada manusia untuk bahagia, merasa nyaman, dan tenang secara alami yaitu dengan cara bersukacita dan mengucap syukur dalam segala keadaan. Namun manusia melakukan hal yang sebaliknya. Manusia memilih stres, hidup dalam amarah, kebencian, dan dikuasai oleh kepahitan hati. Lalu, beberapa orang memilih mengkonsumsi narkoba demi mendapat rasa nyaman dan tenang dalam pikirannya. Senang sesaat tapi berujung kehancuran pada akhirnya.
Hidup adalah pilihan. Masalah hidup tidak bisa kita tolak, namun kita masih bisa memilih untuk mengucapsyukur dan bersukacita. Paulus dan Silas tidak bisa menolak dingin dan pengapnya penjara, tapi mereka bisa memilih untuk tetap bersukacita, mengucap syukur, dan memuji Tuhan dalam penjara. Ada kalanya Tuhan izinkan kita melewati masa-masa sulit. Ada kalanya kita harus melalui pengalaman lembah ataupun pengalaman padang gurun. Masa-masa yang menyesakkan. Masa-masa yang memahitkan hati. Meski demikian buatlah keputusan untuk bersukacita dan bersyukur dalam segala keadaan. Dalam situasi yang paling berat sekalipun kita akan tetap merasa damai, aman, dan nyaman karena kita memutuskan untuk bersyukur kepada Tuhan. Sukacita yang datang dari Tuhan tidak bisa dibatasi oleh keadaan. Itu yang membuat kita bisa bersyukur dalam segala perkara. • Kwik
Kita tidak bisa menolak badai hidup. Tapi kita bisa memilih apakah kita akan mengeluh ataukah kita akan bersyukur.