Blinded by Ambition

Matius 2:1-18

Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Matius 2:16

 

Ambisi yang liar mampu mengubah drastis karakter seseorang. Ambisi dalam kadar yang pas bisa menjadi energi yang mendorong kita untuk berkompetisi secara sehat. Namun jika ambisi sudah berlebihan dan melampaui batas, itu akan mengubah ambisi positif menjadi toksin (racun). Apa akibatnya ketika ambisi sudah menjadi racun dalam kehidupan seseorang? Ia akan merasa frustrasi seandainya ambisinya tidak terwujud. Sebaliknya, ketika ia berhasil mewujudkan ambisinya, maka biasanya banyak orang menjadi korban akibat ambisi liarnya itu. Ia akan menghalalkan segala cara, termasuk menyikut, menjegal, dan menjatuhkan orang lain demi mewujudkan ambisinya.

Dalam Alkitab ada banyak kisah tentang orang-orang ambisius. Salah satunya adalah Herodes Agung, raja Yudea di masa kelahiran Yesus. Datangnya berita dari orang-orang Majus tentang kelahiran seorang Raja baru membuat Herodes panik. Dia merasa kedudukannya terancam. Maka dengan licik menggunakan alasan yang sangat mulia ia menipu tamu-tamunya ini agar mau berbagi informasi. Sedemikian paranoidnya Herodes dengan Bayi Yesus hingga kemudian dengan keji semua bayi laki-laki berumur 2 tahun ke bawah di wilayah itu diperintahkannya untuk dibunuh. Herodes dibutakan oleh ambisinya sendiri. Herodes menggunakan berbagai macam cara agar kepentingannya terlindungi. Hal itu menunjukkan bahwa manusia bisa berubah menjadi sedemikian jahat dan keji demi sebuah ambisi.

Kita memang perlu memiliki ambisi (motivasi) untuk mencapai potensi diri yang maksimal. Tetapi kita harus hati-hati agar jangan sampai ambisi menguasai dan memperbudak kita. Kita harus meletakkan “mata yang baik” (Mat. 6:22,23) pada ambisi kita. Artinya, ambisi kita tetap berada di bawah kontrol kehendak Tuhan. Itu membuat kita bisa melihat apakah kita masih berada di jalur yang benar atau sudah melenceng. Ingatlah bahwa ambisi itu harus ada di bawah kendali kita. Bukannya membiarkan ambisi itu menuntun dan mengarahkan kita dalam kebutaannya. Ambisi harus mengikuti kehendak Tuhan, bukan sebaliknya. • Dhina KS

Memiliki ambisi itu boleh, tapi ambisi tersebut harus mengikuti kehendak Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menjual Buku Kosong

Mei 25, 2021

Harapan dalam Keletihan

Mei 25, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *