Deep Working

Amsal 10:5

Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu.

Gabriel Garcia Marquez, penulis Kolombia peraih Nobel Sastra 1982, bekerja 5 jam per hari. Matematikawan G.H. Hardy bekerja 5 jam per hari. Ilmuwan Charles Darwin bekerja 4 jam per hari. Novelis Ernest Hemmingway bekerja 6 jam per hari. Raja cerita horor, Stephen King bekerja 4 jam per hari. Alice Munro, peraih Nobel sastra 2014, bekerja 4 jam per hari. Theodore Roosevelt meraih gelar kehormatan di Harvard dengan hanya belajar tak lebih dari 4 jam per hari. Berapa jamkah waktu yang Anda habiskan tiap hari untuk bekerja?

Ada pandangan umum mengatakan bahwa waktu yang kita habiskan berbanding lurus dengan kesuksesan. Semakin banyak waktu yang kita habiskan di tempat kerja, semakin besar kesuksesan yang kita dapatkan. Dengan kata lain, orang sukses adalah orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja. Pandangan ini tentu saja kurang tepat. Kisah beberapa nama di atas merupakan contoh bahwa untuk meraih kesuksesan bukan berarti kita harus mengorbankan seluruh waktu yang kita miliki. Kunci kesuksesan sesungguhnya adalah deep working alias bekerja dengan kedalaman (intens). Agar bisa bekerja dengan deep working kita perlu mengelola waktu secara efektif dan benar-benar memfokuskan jam kerja untuk bekerja. Bukan berarti tidak pernah berinteraksi dengan teman kerja, tetapi lebih ke arah mengoptimalkan segala sumber daya kita untuk menyelesaikan pekerjaan.

Amsal Salomo yang menjadi renungan kita hari ini berbicara tentang pemeliharaan Tuhan atas orang benar. Tuhan tak akan membiarkan anak-Nya menderita kelaparan. Berkat dan kesuksesan adalah janji Tuhan atas orang-orang yang dikasihi-Nya. Tetapi, untuk mengalami pemeliharaan Tuhan, kita tak boleh bermalas-malasan. Salomo juga menegaskan bahwa tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. Tuhan menuntut kita untuk mengelola waktu, rajin bekerja dan menggunakan akal budi untuk menyelesaikan pekerjaan. Itulah deep working yang dikehendaki Tuhan. Jika kita fokus dalam bekerja dan benar-benar mendalami pekerjaan kita, kita bisa mengelola waktu untuk bekerja, bukan menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja. • Wahjoekris

Orang sukses bijak mengelola waktu untuk bekerja, bukan menghabiskan waktu untuk bekerja.

Iman dan Hikmat

Agustus 29, 2018

Karakter

Agustus 29, 2018