Efek Perkataan

Efesus 4:17-32

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Efesus 4:29

Suatu hari, di sebuah desa seorang anak laki-laki membantu di Misa Minggu di gereja. Karena baru pertama kali melayani, ia sangat gugup sehingga tanpa sengaja menumpahkan secawan anggur putih. Pastor yang memimpin Misa langsung marah dan berkata, “Kamu ceroboh, kamu tak bisa melayani. Tinggalkan altar dan jangan kembali lagi.” Setelah kejadian tersebut, si anak tak pernah lagi pergi ke gereja. Bahkan setelah dewasa, ia tumbuh menjadi seorang pemimpin besar komunis yang memerintah di Yugoslavia selama puluhan tahun. Hal yang sama pernah terjadi. Di sebuah Misa, seorang anak yang baru pertama kali membantu Pastor melayani, menumpahkan secawan anggur. Si Pastor berpaling kepadanya dan dengan ramah berkata, “Suatu hari kau akan tumbuh menjadi seorang Pastor yang hebat.” Dan benar saja, setelah dewasa ia menjadi Uskup Agung Fulton Sheer.

Dari kisah di atas kita mengetahui bahwa sebuah perkataan, entah perkataan yang lemah lembut atau perkataan yang kasar, dapat memberi efek yang besar bagi pertumbuhan anak-anak kita di kemudian hari. Bila tidak percaya, coba saja berbicara dengan anak-anak Anda dengan bahasa yang kasar, bentakan, dan emosi menyala. Apa yang terjadi? Bila Anda terus-menerus menggunakan perkataan yang negatif seperti itu, maka lama-lama anak kita akan takut, menjadi pribadi yang ragu menyampaikan pendapatnya, pasif, tidak berani mencapai keinginannya atau cita-citanya, dan sebagainya. Sebaliknya, bila setiap hari kita berbicara dengan putra-putri kita dengan bahasa yang lemah lembut, penuh perhatian, penuh kasih sayang, maka anak-anak kita akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, sehat secara fisik dan mental, dan tentu saja lebih berani berpendapat atau mengutarakan keinginannya.

Wanita yang diberkati Tuhan, Elizabeth Harrison pernah mengatakan, “Mereka yang mengangkat dan membawa dunia ini ke depan adalah mereka yang lebih banyak memberi semangat daripada memberi kritik.” Saya yakin Anda ingin membawa orang-orang yang Anda kasihi menjadi pribadi yang lebih baik. Karena itu, mari gunakan lebih banyak kata-kata positif untuk membangun anak-anak kita, pasangan kita, rekan-rekan kita – agar mereka menjadi pribadi yang utuh dan sehat secara emosional. • Imelda

Kata-kata ibarat anak panah yang dilepaskan yang tak pernah bisa ditarik kembali lagi.

Persekutuan Instan

September 17, 2018

Vitamin Pernikahan

September 17, 2018