Entitled & Spoiled?

RH Spirit Motivator 01 Oktober 2022

2 Raja-Raja 5:1-15

Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
2 Raja-Raja 5:11

 

Mendapat kado saat ulang tahun, atau saat acara tukar kado, beda rasanya dengan mendapat kado tiba-tiba di hari biasa. Menerima uang bonus dari atasan di hari gajian beda rasanya dengan jika tambahan bonus diberikan di tanggal 20, misalnya. Anak saya selalu ingat pernah dibelikan permen oleh tantenya, tapi ingatkah ia saat orang tuanya berkali-kali membelikan permen dan jajanan lain? Mungkin tidak. Inilah entitlement. Rasa berhak mendapat sesuatu. Mendapat kado saat acara tukar kado tidak istimewa karena kita merasa itu hak kita. Karyawan mendapat bonus di hari gajian, anak dibelikan sesuatu oleh orang tuanya, juga tak terasa terlalu istimewa, karena itu dianggap hak yang memang harus didapatkan.

Mentalitas merasa berhak (entitled) makin banyak menghinggapi manusia zaman ini. Karena segala sesuatu makin mudah didapatkan secara instan, maraknya budaya pamer, prinsip “kebahagiaanku adalah nomor satu”, dll, membuat orang jadi merasa berhak atas hal-hal yang semestinya perlu diperjuangkan. Sebaliknya mereka juga marah jika tak mendapatkannya. Dulu, kita sebut ini manja (spoiled), tapi entitlement adalah sumber sikap manja ini. Seperti minder, sikap ini juga menghasilkan cara pandang salah tentang diri sendiri. Kita jadi menilai diri terlalu tinggi.

Naaman nyaris gagal sembuh karena hal ini. Sebagai panglima Aram, ia terhina saat Elisa, nabi Israel itu tak menemui apalagi menyambutnya. Padahal Naaman mengira ia akan disambut, dijamah, dan sebagai balasan ia akan memberi banyak hadiah ke Elisa. Tapi Naaman malah hanya diminta mandi di sungai Yordan yang kotor. Tapi, itulah rupanya cara Tuhan. Ia ingin Naaman sadar siapa dirinya di mata Allah, ia mau Naaman punya sikap rendah hati. Dan ketika ia akhirnya mau, mukjizat pun terjadi!

Banyak orang pikirannya dijejali ucapan seperti kita berhak sukses, berhak bahagia, dll, tapi kita tak boleh lupa bahwa keberhasilan, sukacita, kebahagiaan, itu bersumber dari Allah. Kita perlu usaha untuk mendapat keberhasilan dan terlebih kita perlu Tuhan, Sang Sumber Berkat itu. • ARC

Mentalitas merasa berhak membuat kita manja, egois, dan melupakan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Biasa & Suka

September 6, 2022

Harus Dipaksa

September 6, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *