Mazmur 78:1-4
… tetapi kami akan ceritakan
kepada angkatan yang kemudian.
Mazmur 78:4
Apa yang kita ajarkan secara terus menerus akan membentuk sikap dan perilaku seseorang. Hal itulah yang kemudian menjadi semacam filosofi bagi orang tersebut. Ambil contoh orang Tionghua. Kita tahu bahwa orang-orang Tionghua dikenal sebagai orang-orang yang pandai berdagang. Mengapa bisa demikian? Karena orang tua dan nenek moyang mereka selalu mengajarkan dan memberikan contoh bagaimana berdagang. Filosofi itu membuat orang Tionghua menjadi pelaku bisnis yang sukses dan handal. Demikian juga halnya dengan Jepang. Jepang terkenal sebagai bangsa yang ulet, gila kerja, dan kreatif. Ini juga buah dari filosofi yang ditanamkan terus menerus.
Singapura terkenal dengan orang-orang yang hidup dalam keteraturan, kedisiplinan dan kebersihan yag luar biasa. Tak perlu heran karena filosofi itu diajarkan terus menerus dari generasi ke generasi. Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Indonesia memiliki filosofi tersendiri yaitu sikap nrimo (mau menerima segala keadaan), santai, dan suka berkumpul. Keadaan itu juga yang tercermin dalam masyarakat kita.
Intinya, filosofi atau apapun yang diajarkan secara terus menerus dan turun temurun akan membentuk sikap dan perilaku seseorang, bahkan menjadi ciri khas masyarakat tersebut. Tuhan selalu memerintahkan kepada pemimpin-pemimpin bangsa Israel untuk mengajarkan Taurat dan menceritakan sejarah Israel kepada anak cucu mereka. Tentu hal ini juga memiliki tujuan, yaitu supaya semua keturunan Israel berpaut kepada Allah dengan setia.
Apa yang kita ajarkan secara terus menerus akan membentuk perilaku seseorang dan akan menjadi budaya tersendiri. Apa yang kita ajarkan kepada anak akan membentuk sikap dan karakter anak. Apa yang kita ajarkan kepada jemaat akan membentuk karakteristik jemaat. Apa yang kita ajarkan kepada karyawan kita akan membentuk budaya kerja. Itu sebabnya, perhatikan apa yang kita ajarkan. • Kwik
Filosofi yang diajarkan turun temurun akan membentuk sikap seseorang dan budaya