RH Spirit Next 01 Maret 2024
1 Samuel 3
dan Samuel tidur di dekat Peti Perjanjian TUHAN, di dalam Kemah Suci.
Ketika fajar belum menyingsing dan lampu masih menyala, TUHAN memanggil Samuel, lalu Samuel menjawab, “Ya, Pak!”
1 Samuel 3:3-4 – BIS
Coba kita tulis satu-satu suara yang kita dengarkan tiap hari. Di pagi hari, kita akan mendengar suara temen ngajakin nongkrong, rekan kerja yang pengen curhat soal atasan galak, dan atasan yang ngasih beberapa kerjaan. Semua itu kita dengar langsung setelah kita ngebuka WA kita pagi hari setelah membuka mata. Setelah itu kita bangun dari tempat tidur, keluar kamar, kita akan denger suara dari ortu kita atau saudara kita. Mungkin mereka nitip sesuatu setelah pulang kerja/sekolah nanti. Di tempat kerja atau sekolah, ada banyak suara lain yang kita denger, entah itu suara guru, suara email, suara rekan kerja yang ngegosip, suara pembawa acara berita yang menyiarkan berita kejahatan lewat tv, suara pelanggan yang marah atau komplen, dan sebagainya. Pulang kerja atau pulang sekolah, kita kemudian ngebuka hape dan mulai bersosmed. Ada lagi banyak suara yang kita denger dari situ. Mulai dari sound yang lagi viral, berita perselingkuhan, tips memasak, kepindahan seorang pemain bola, dan seterusnya. So, hitung aja deh suara yang kita denger tiap hari!
Fakta ada begitu banyaknya suara yang masuk ke telinga kita, nyatanya emang bisa mengaburkan suara Tuhan. Ia masih bicara sama kita, tapi kitanya yang jadi kurang peka karna terdistraksi sama suara-suara lain yang ada di sekitar kita. Kondisi ini bahkan bisa jadi makin buruk kalo kita nggak menyempatkan waktu buat berdoa alias berkomunikasi sama Tuhan secara pribadi.
Itulah kenapa kita perlu menghidupkan airplane mode dalam hidup. Saat airplane mode di hape on, maka hape nggak akan bisa menerima pesan untuk beberapa saat. Kita juga nggak bisa browsing sosmed karna sinyalnya emang dibatasi. Tapi justru pada saat seperti inilah suara-suara distraksi itu bisa distop untuk sementara. Ingat saat Samuel mendengar suara Tuhan? Momen ini terjadi saat suasana sangat hening. Imam Eli sedang tidur, dan begitu juga Samuel. Waktunya kemungkinan malam menjelang subuh, karna firTu bilang kalo saat itu fajar belum menyingsing. Dalam keheningan dan tanpa distraksi seperti itu, Samuel bisa dengan jelas mendengar suara Tuhan. Karna itu, kalo kita pengen ngalamin hal yang sama, maka ada kalanya kita perlu menset on airplane mode, yakni menempatkan diri dalam keheningan dan menghabiskan waktu berdua cuma dengan Tuhan, tanpa distraksi apa pun. Pada waktu inilah kita akan bisa mendengar suara-Nya dengan jelas. • Dn
Dengarlah dalam hening karena jika hatimu penuh dengan hal lain, maka kau tidak akan bisa mendengarkan suara Tuhan.
Mother Teresa – Tokoh Kemanusiaan