RH Spirit 01 Desember 2024
Matius 25:31-46
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Roma 12:1
Ketika kita sedang liburan ke luar kota atau luar negeri dan ingin membawakan oleh-oleh, siapa yang akan kita ingat? Ketika kita melihat barang yang bagus di sebuah toko dan harganya masuk di budget kita, siapa yang ingin kita belikan? Ketika kita melihat kalender dan ingat bahwa sebentar lagi adalah ulang tahun seseorang, siapa orang yang kita ingat dan ingin kita beri hadiah? Tentu saja bukan orang yang tidak punya kedekatan dengan kita. Tentu juga bukan orang yang tidak kita sukai. Memberikan hadiah adalah tindakan alami yang kita lakukan kepada orang yang kita kenal dan kasihi.
Di Alkitab, kita pun melihat banyak orang yang mengasihi Yesus memberikan sesuatu bagi-Nya. Para majus mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur untuk-Nya, karena mereka menghormati Raja besar itu. Ketika Yesus mati di atas kayu salib, Yusuf dari Arimatea mempersembahkan kubur yang masih baru. Sementara Nikodemus memberikan rempah-rempah untuk meminyaki jenazah-Nya. Beratnya sekitar lima puluh kati (sekitar 30 kilogram) (Yoh. 19:38-42). Beberapa waktu sebelumnya, Maria dari Betania telah mempersembahkan setengah kati minyak narwastu mahal karena kasihnya kepada Gurunya. Namun, Yudas Iskariot tidak mengerti itu. Itu sebabnya ia memprotesnya, karena ia tidak benar-benar mengasihi Yesus dan hanya peduli pada kepentingannya sendiri (Yoh. 12:1-8).
Bagaimana dengan kita? Jika kita mengasihi Kristus, apa yang kita berikan kepada-Nya? Bagaimana juga kita bisa memberi untuk Tuhan? Cara paling praktis dan bisa segera kita lakukan adalah dengan memberi kepada mereka yang hina, lemah, miskin, dan tersisihkan. Memberi sesuatu kepada mereka yang hina sama saja dengan memberi kepada Tuhan. Itu yang dikatakan Yesus sendiri (Mat. 25:40). Selain itu, ada satu lagi pemberian yang sangat berkenan di mata-Nya. Itulah mempersembahkan tubuh, yakni seluruh hidup kita (Rm. 12:1). Ini bukan berarti kita harus menjadi pelayan Tuhan sepenuh waktu. Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan artinya kita berkomitmen menjalani hidup kita dengan menjaga kekudusan, dengan taat melakukan apa yang berkenan dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Mari berikan kado terbaik kita bagi-Nya! • ARC
Hadiah apakah yang akan kita berikan kepada Kristus?