Harapan dalam Keletihan

2 Korintus 4:1-18

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
2 Korintus 4:16

 

Seorang wanita menghubungi sahabatnya yang lama tak berkabar. Biasanya mereka selalu saling kontak walau sekadar bergurau menghilangkan lelah. “Hai, bagaimana kabarnya, kok sepi?” tanyanya. Setelah lama ditunggu akhirnya ada balasan. Namun ia terkejut, karena tak biasanya sahabatnya mengungkapkan kata-kata amarah, yang ditujukan kepada rekan-rekan dan atasannya. Sahabatnya tak menjelaskan lebih lanjut, namun keesokan harinya ia bercerita bahwa saat itu ia sedang berada di puncak frustrasinya. Mereka membebaninya dengan terlalu banyak pekerjaan yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya. Bahkan istirahat tengah hari pun ia tak sempat. Ia mengeluh tubuhnya sangat letih dan ingin berhenti saja.

Saat berada di titik terendah, sulit rasanya untuk melihat pencobaan sebagai hanya curahan hujan sekejap sebelum hadirnya pelangi. Untuk mampu melakukannya kita harus melihat hidup ini dengan perspektif yang berbeda. Paulus melihat hidup serta pengalamannya berdasarkan perspektif kekekalan. Dengan cara itu ia mampu menanggung beban dan penderitaannya dengan hati yang rela. Kendati kondisi fisiknya melemah oleh usia dan penderitaan yang seolah tak pernah habis menderanya, kondisi rohaninya justru terus diperbarui dan semangatnya tetap berkobar demi Injil. Paulus percaya bahwa di balik semua penderitaan ini tersedia kemuliaan dari Tuhan. Itulah harapan yang ia nanti-nantikan.

Hidup dalam perspektif kekekalan memampukan kita menjalani segala kesulitan, ketidakadilan, dan penderitaan dengan tabah. Kita mengerti semua kesulitan itu takkan berlangsung selamanya. Kita tahu bahwa akan tiba saatnya di mana Tuhan akan mengenapi janji-Nya bagi orang-orang yang berharap kepada-Nya. Jangan pernah kesulitan, tekanan, dan penderitaan menghalangi cara pandang kita terhadap janji-janji Allah untuk masa depan kita. Jangan biarkan kesulitan hari ini membutakan perspektif kekekalan kita. Biarlah janji Tuhan menjadi penyemangat kita untuk terus berjalan di tengah-tengah keletihan. • Dhina KS

Jangan hanya lihat kesukaran Anda di masa sekarang, tapi lihatlah janji-janji Tuhan untuk masa depan Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Blinded by Ambition

Mei 28, 2021

Anak Panah Kedua

Mei 28, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *