Heart of Leader

Amsal 21:1-5

Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN,
dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
Amsal 21:1

 

Menjelang Pemilu 2014 terjadi fenomena menarik di negara kita. Banyak orang yang tidak paham sama sekali masalah politik dan kenegaraan tiba-tiba mengumumkan niatnya menjadi capres. Ada yang memiliki track record buruk, tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, belum pernah menyumbangkan karya yang berguna bagi masyarakat, ada pula yang kontroversial. Mereka dengan lugas menuturkan keinginannya untuk bersaing dengan capres-capres kawakan lainnya. Masyarakat menanggapi dengan sinis, sebagian lagi tertawa, mau apa sih orang-orang ini? Apa sebenarnya yang mereka inginkan dari posisi itu, kesejahteraan orang banyak atau keuntungan pribadi? Faktanya, pemimpin yang digerakkan oleh ambisi pribadi biasanya melakukan sesuatu demi keuntungan pribadi.

Penulis Amsal mengatakan bahwa hati seorang raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan, yang gerak aliran airnya senantiasa dikontrol oleh-Nya. Raja adalah pemimpin, dan ia memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal besar. Jika ia membiarkan hatinya dipimpin Tuhan, kekuasaan yang diberikan kepadanya itu tak akan digunakan untuk melakukan tindakan maupun mengambil keputusan yang merugikan orang-orang yang dipimpinnya. Ia hanya akan melakukan segala hal sesuai dengan kehendak Tuhan. Saat Tuhan memegang pusat hidup seorang pemimpin, maka pikiran, perilaku, perasaan, keputusan, tindakannya seluruhnya terarah kepada-Nya. Maka sejahteralah rakyat yang hati pemimpinnya ada di dalam tangan Tuhan.

Memimpin bukan tentang menduduki jabatan, tapi terlebih mengemban tanggung jawab. Menjadi pemimpin pertama-tama menuntut hati yang rela untuk senantiasa memikirkan kepentingan orang-orang yang dipimpin dan tidak akan menjadikan mereka semata sebagai alat untuk mencapai ambisi. Untuk memiliki sikap mulia seperti itu, hati seorang pemimpin harus diserahkan sepenuhnya ke dalam kontrol Tuhan. Apakah Anda seorang pemimpin di tangan Tuhan? Jangan sampai ambisi menguasai dan mengontrol Anda, sebaliknya biarlah kehendak Tuhan yang memimpin Anda dalam memangku jabatan yang harus Anda emban. • Dhina KS

Kita bisa menjadi pemimpin yang berhati mulia kalau kita berada di tangan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Syarat Promosi

November 24, 2020

Harus Spesial

November 24, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *