Amsal 11:24-27
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
Amsal 11:24
Salah satu tugas istri adalah pengelola keuangan keluarga. Di tangannyalah segala urusan keuangan harus diatur sedemikian rupa sehingga kebutuhan rumah tangga tercukupi. Tapi, sering terjadi, ketika harga-harga kebutuhan melejit, ditambah kebutuhan-kebutuhan yang datang tak terduga, sebagai istri, kita harus melakukan penghematan luar biasa. Berbicara tentang berhemat, Amsal hari ini berisi nasihat tentang bagaimana seseorang harus mengelola pemberian Tuhan. Ditinjau dari sudut pandangnya, Amsal ini tampaknya berlawanan dengan falsafah “hemat pangkal kaya.” Hidup berhemat itu tidak salah. Namun, apa motif yang melatarbelakangi hidup hemat itu? Atau hidup hemat seperti apa yang dikehendaki Tuhan?
Pertama, hidup berhemat bukan berarti menimbun bagi diri kita sendiri. Ayat 26 bicara tentang “orang yang menahan gandum bagi orang lain”. Berapapun berkat yang Tuhan berikan, berkat itu bukanlah ditujukan semata-mata agar kita bisa menimbun bagi diri sendiri. Inilah hal yang harus kita ingat, yang akan menghindarkan diri kita dari keserakahan. Faktanya, kita bisa menemukan banyak orang punya mental kekurangan, padahal ia jauh lebih berkecukupan dari kita (ay. 24). Bukan hanya mereka tidak pernah memberi, mereka juga tidak pernah bisa bersyukur. Mentalitas seperti ini pada akhirnya bukanlah mentalitas yang dicari Tuhan, sebab Tuhan mencari mereka yang setia dari hal kecil agar bisa dipercaya mendapatkan hal besar (Luk. 16:10).
Kedua, berhemat adalah mengelola berkat Tuhan dengan sebaiknya. Berkat-Nya bukan kita habiskan hanya untuk diri sendiri atau berfoya-foya memuaskan keinginan, tapi berkat itu bisa kita pakai untuk mencukupi kebutuhan diri sekaligus dapat memberi bagi orang lain. Tiga, berhemat bukan berarti tak lagi memberi. Bahkan Amsal 11:24 justru berkata: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan” (ay. 24). Berapapun berkat yang kita dapat, biasakan untuk tetap dapat memberi dan menjadi berkat. Ya, di masa krisis ini, semoga kita dapat menjadi seorang pengelola berkat Tuhan yang baik. • Sys
Berhemat bukan berarti berhenti memberi.