Intimacy with God

Yohanes 14:1-14

Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Yohanes 14:9

Di sebuah kelas, seorang guru memberikan satu tes unik. Hari itu, ia membawa sekantong jeruk lalu membagikannya kepada para murid, satu orang satu buah. Setelah itu, ia menugaskan agar para murid terus menjaga jeruk itu, memegangi, mengamati, membaui, dan terus berada di dekat jeruk itu. Selama berhari-hari, semua murid melakukan apa yang diperintahkan sang guru. Lalu, satu kali, tiba-tiba guru tersebut meminta para murid mengumpulkan jeruknya dan menaruhnya ke dalam satu wadah. Setelah semua terkumpul, ia lalu meminta para murid itu mengambil lagi jeruknya. Yang menakjubkan, mayoritas murid dapat mengenali masing-masing jeruknya kembali tanpa kesulitan.

Itulah yang dinamakan keintiman. Kapankah kita bisa mengatakan kita memiliki hubungan yang intim dengan seseorang? Tentu saja bukan hanya saat kita berhasil mengenali wajahnya. Intim bahkan juga berbeda dan lebih dari sekadar akrab. Kita bisa akrab dengan keluarga kita, tapi tidak memiliki keintiman dengan mereka. Akrab bisa terjadi asalkan kita sering bertemu dengan seseorang. Sebaliknya, intim memerlukan usaha. Intim dengan satu pribadi adalah ketika kita benar-benar memahami apa yang menjadi keinginan, kebiasaan, dan karakter pribadi tersebut.

Memiliki keintiman dengan Tuhan pun demikian juga. Menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan bukan diperoleh dengan banyak terlibat dalam pelayanan gereja saja. Filipus, murid Yesus yang telah sekian lama bersama dan terlibat pelayanan dengan-Nya pun masih tidak mengenali Yesus sebagai Tuhan. Yesus juga pernah mengatakan mengenai orang-orang di akhir zaman yang meski melayani Tuhan tapi tidak mengenali Tuhan (Mat. 25:31-46). Bagaimana agar kita bisa memiliki keintiman dengan Tuhan? Jawabannya tidak lain adalah dengan berusaha memahami apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Hal ini tidak akan bisa kita lakukan tanpa kita sering merenungkan firman-Nya dan berdoa meminta Roh Kudus memberi pemahaman atas apa yang kita baca, serta yang terpenting, melakukan kehendak-Nya. Nah, sudahkah Anda memiliki keintiman yang demikian? • Arie

Menjalin keintiman membutuhkan usaha

Tangan Sahabat

Maret 30, 2017

Filosofi

Maret 30, 2017