RH Spirit Next 01 Oktober 2024
1 Korintus 10:1-11
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
1 Korintus 10:11
Seorang ayah bermain game online bersama anaknya. Sebut saja nama gamenya adalah Free Fire. Dalam game ini, ada mode di mana kita bisa duel dengan pemain lain. Maka, jadilah ayah dan anak itu duel. Si anak udah kepedean. Dengan skill-nya, ia ngerasa sangat mampu ngalahin si ayah. Sistemnya adalah game 5 ronde. Ini artinya, siapa yang menang lebih dulu dalam 5 ronde, ialah yang menang. Awalnya semua berjalan baik buat si anak. Ia berhasil memenangkan 3 game tanpa memberi sang ayah kemenangan sama sekali. Kedudukan pun jadi 3-0. Di game yang keempat, situasi mulai berbalik. Perlahan, si ayah kembali bangkit dan mengejar ketertinggalan dan bahkan berbalik unggul 4-3. Di fase ini, si anak mulai bete dan marah-marah. Dan ketika si ayah akhirnya bener-bener memenangkan duel dengan skor 5-3, si anak pun mulai netesin air mata. Ia ngambek dan nggak mau main lagi.
Kalah atau gagal itu rasanya emang nggak menyenangkan. Rasanya bener-bener bikin nyesek. Kalo ditanya mau kalah atau menang, kita semua pasti pengennya menang. Tapi faktanya kita emang nggak akan bisa ngalamin kemenangan atau keberhasilan terus-menerus. Bahkan yang sering terjadi adalah sebelum ngalamin kemenangan maka kita harus lebih dulu ngerasain kekalahan. So, langkah paling bijak yang bisa kita lakuin adalah menerima kekalahan itu.
It’s okay to lose. Kalah itu nggak masalah. Kalah itu bukan sesuatu yang memalukan dan bukan aib. Kalah itu wajar. Semua orang pasti pernah berada dalam posisi kalah. Yang paling penting adalah jangan sampe kita nggak belajar sesuatu dari kekalahan itu. Kalah itu nggak masalah, tapi akan jadi masalah kalo kita nggak mengambil hikmah. Kekalahan atau kegagalan emang datang dengan biaya dan penderitaan, tapi pada saat yang sama ia juga membawa peluang dan pelajaran yang berharga. Hadapilah setiap kekalahan dengan dewasa dan jangan seperti anak-anak. Saat kalah, anak-anak biasanya nggak akan mau berusaha lagi, tapi orang yang dewasa akan belajar dari kesalahannya dan bangkit dengan lebih kuat. Anak-anak biasanya cenderung akan menghadapi kekalahan dengan “ngambek”, tapi orang yang dewasa pemikirannya akan menghadapi kekalahan dengan “come back”. • Dn
Kalah itu nggak masalah, tapi jangan sampai kita kehilangan pelajarannya.
George Lucas – Sutradara