Kesalahan

Lukas 19:1-10

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan:
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Lukas 19:8

Sebuah bank di Amerika pun pernah melakukan kesalahan fatal. Kejadian ini terjadi di First Security Bank di Boise, Idaho. Sebuah kotak berisi 8.000 lembar cek total senilai USD 840.000 secara tak sengaja masuk ke dalam keranjang sampah. Oleh petugas penghancur kertas, seluruh isi kotak itu dimasukkan ke dalam mesin dan menjadi irisan kertas kecil-kecil selebar setengah centimeter. Kemudian potongan-potongan kertas itu dibuang di kotak sampah di luar bank. Ketika akhirnya kesalahan besar itu disadari oleh petugas bank keesokan harinya, seisi bank gempar. Sebagian besar cek itu sudah diuangkan dan hendak dimasukkan ke tempat kliring. Lebih parah lagi, sebagian besar cek itu belum dibukukan sehingga bank tidak tahu siapa yang membayar kepada siapa. Lalu apa yang harus mereka lakukan? Limapuluh karyawan yang bekerja dua shift dikerahkah untuk bekerja selama 6 jam sehari menyambung ke-8.000 cek itu seperti merangkai puzzle!

Semua orang pernah melakukan kesalahan. Musa yang lembut hati, Salomo yang bijaksana, Simson yang kuat, Petrus yang pemberani… Anda bisa menambahkan sendiri daftar nama tokoh-tokoh Alkitab yang pernah gagal. Namun persoalannya bukanlah usaha kita untuk kebal terhadap kegagalan. Gagal itu biasa. Namun kegagalan bukanlah sebuah kegagalan bila kita mau memperbaikinya, belajar daripadanya, memperbaikinya, dan menjadi lebih baik sesudahnya.

Kesalahan bisa menjadi pemborosan yang terlalu mahal bila kita tidak menarik pelajaran daripadanya. Namun kesalahan juga bisa menjadi “biaya pendidikan” yang sangat berguna bila kita bisa belajar sesuatu darinya. Bagaimana kita menyikapi kesalahan adalah poin terpentingnya. Apapun kesalahan yang kita lakukan pada saat ini, bangkitlah dari sana. Lakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan itu. Hari ini kita belajar dari Zakheus si pemungut cukai. Ia memang telah bersalah kepada banyak orang. Tetapi ia bersedia mengembalikan empat kali lipat dari siapapun yang pernah diperasnya. Belajar dari kesalahan, dan bangkitlah kembali. • TMS

Sebuah kesalahan belum menjadi sebuah kesalahan sampai Anda menolak untuk memperbaikinya.

Ulat Kecil

April 2, 2017

How Freedom Grows

April 2, 2017