Kuasa Allah Sempurna

2 Korintus 12:1-10

Tetapi jawab Tuhan: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”
2 Korintus 12:9

 

Wanita itu punggungnya bungkuk. Ia tidak memiliki suami atau anak. Malah ia harus menanggung biaya hidup kedua adiknya yang juga sudah lansia. Dulu wanita itu bekerja di perusahaan besar. Ia mengisi waktu luangnya dengan mengikuti berbagai kegiatan gereja, mengunjungi orang sakit dan menolong orang-orang yang tidak mampu. Sekarang usianya sudah di atas 60 tahun. Ia sudah pensiun dan kesehatannya juga menurun. Ia berkata, “Saya sudah tua, lemah dan terbatas. Saya percaya saja pada pemeliharaan Allah!” Kuasa Allah memang sempurna. Seorang saudara seiman memberinya pekerjaan tak jauh dari rumahnya. Ia bisa berjalan kaki, mengerjakan administrasi dan menerima gaji setiap bulan. Pekerjaan itu sesuai untuk dirinya yang memiliki keterbatasan karena tidak kuat lagi kalau harus bermacet ria di jalan bila pergi dan pulang kantor.

Kalau bisa, orang tidak mau menjadi lemah. Namun, kenyataannya tidak selamanya kita kuat. Rasul Paulus juga mengalami kelemahan tubuh. Ada duri dalam dagingnya. Ia berdoa agar kelemahannya disingkirkan, tetapi Allah menjawab bahwa kasih karunia-Nya sudah cukup. Dalam kondisi seperti itu, Paulus tidak menyerah untuk memberitakan Injil. Bahkan, ia kerap kali mengalami berbagai macam penderitaan dan aniaya. Menariknya, ia menganggap kelemahan dan keterbatasannya itu sebagai cara untuk memahami kuasa Allah yang sempurna.

Ya, dalam kelemahan kita justru bisa merasakan kuasa Allah yang sempurna. Dalam keterbatasan kita bisa mengalami pemeliharaan dan berkat Tuhan yang luar biasa. Memang ada kalanya kita memiliki “duri dalam daging”. Entahkah itu berarti kesehatan kita yang mulai menurun dan tubuh kita mulaidigerogoti penyakit. Entahkah itu kita memasuki masa pensiun sementara ada banyak kebutuhan yang harus kita cukupi. Entahkah itu berarti ada berbagai macam masalah, tekanan hidup, dan berbagai macam persoalan. Saat kita mengalami duri dalam daging, satu hal yang kita percayai bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Justru dalam kelemahan, kuasa Tuhan menjadi sempurna, karena kita selalu mengandalkan-Nya. • Widyawati

 

Ketika aku lemah, maka aku kuat. – Rasul Paulus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Saat Tuhan Berkata Stop!

Juli 27, 2021

Terlalu Besar Untuk...

Juli 27, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *