Memilih untuk Memilah

 

Matius 13:47-50

Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan
mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
Matius 13:48

 

Dulu, saat blog masih baru saja dikenal, para blogger seolah mendapatkan limpahan akses informasi dan cerita yang tak terbatas dari berbagai macam orang. Muncul juga istilah “blogwalking” alias jalan-jalan melihat blog orang lain (yang tak kita kenal). Tapi kini, saat membaca satu artikel di Internet, rata-rata orang malas mengklik link yang ada, apalagi jika link itu tak ada hubungannya dengan artikel yang dibaca. Saat Twitter booming, kita rasa banyak sekali posting yang mesti di-retweet saking menariknya. Kini, kita melewati saja puluhan bahkan ratusan posting di linimasa kita. Mengapa? Ada saatnya orang jadi bosan mencari. Ketidakterbatasan membuat orang lelah. Terlalu banyak pilihan juga ada waktunya membuat orang kehilangan minat untuk mencari lebih lagi. Kita memang hidup di zaman ketika peluang melimpah dan kemungkinan nyaris tak terbatas. Namun, justru di tengah segala pilihan tak terbatas itulah kita harus bisa memilih dengan tepat. Jika tidak, kita akan hidup tanpa tujuan, hanya mengalir ikut arus, yang akhirnya membuat kita lelah dan jenuh.

Perumpamaan tentang pukat yang kita baca hari ini sesungguhnya memang bicara tentang apa yang akan terjadi di hari penghakiman. Saat itu, malaikat Tuhan akan memilah alias menyortir mana orang benar dan yang tidak benar. Karena itulah, kita juga harus bersiap dari saat ini. Pilihan-pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan apakah kita akan dibuang atau dipakai. Sebelum kita menjadi yang dipilah, kita harus memilah. Pukat, yaitu jaring besar yang dibentangkan oleh nelayan sehingga ikan-ikan bisa berdatangan (tapi tidak bisa keluar), juga bisa melambangkan kesempatan. Kita boleh memanfaatkan peluang yang ada. Kita juga boleh, bahkan mestinya harus, bisa meraih sukses di bidang yang kita jalani. Jika itu terjadi, seiring waktu, kita pasti akan menarik lebih banyak peluang dan tawaran. Di sinilah, kita harus tetap memilah strategi kita, mitra kerja kita, cara kerja kita, apa yang kita investasikan, dsb. Tidak semua cara, strategi, investasi, atau tawaran kerja sama harus diiyakan atau diambil, karena jika kita salah pilih, itu justru bisa merusak raihan yang sudah dicapai. Kita pun hanya akan jadi kelelahan karena tidak fokus bahkan bisa jadi mengorbankan yang baik demi mengejar yang kurang baik. • ARC

Tidak semua peluang itu baik, kita harus bisa memilah-milahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terlambat Bertobat?

Juni 27, 2023

Memilah Pergaulan

Juni 27, 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *