1 Petrus 2:18-25
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa?
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
1 Petrus 2:20
Hudson Taylor menerima panggilan dari Tuhan untuk menjadi penginjil di Tiongkok. Kerinduan itu bahkan ia miliki sejak lama. Tentu saja itu adalah kerinduan yang mulia. Namun, apa yang ia dapat karena kerinduan itu? Ia justru ditolak wanita yang ia cintai karena ia ingin menjadi misionaris. Hudson lalu bertemu dan menikah dengan seorang wanita bernama Maria. Ketika akhirnya ia memulai tugas penginjilannya di sana, berbagai kejadian buruk justru ia alami. Rumahnya dibakar, istrinya meninggal karena wabah kolera, dua anaknya yang masih kecil juga meninggal di sana. Andaikan Hudson Taylor tidak perlu menginjil ke negeri itu, mungkin ia bisa mendapat kehidupan yang lebih baik, mungkin istri dan anaknya tidak meninggal dunia. Mengapa pula harus ke Tiongkok? Bukankah ada masih banyak orang di tempat lain yang belum diinjili? Jika Anda berada di posisi Hudson, apakah pendapat seperti itu akan muncul dalam pikiran Anda?
Sejujurnya, itulah pemikiran alamiah kita. Kita sering berpikir, sangat tidak adil jika justru orang yang berbuat baik malah mendapatkan hal-hal buruk. Namun, nas firman Tuhan hari ini berkata, jika kita berbuat baik dan harus menderita karenanya, maka itu adalah kasih karunia Allah. Ayat ini sendiri sebenarnya adalah satu kesatuan dengan ayat 19, di mana di situ ditulis bahwa jika kita dengan sabar mau menanggung penderitaan yang harusnya tidak kita tanggung. Ya, kasih karunia adalah ketika kita mau sabar menanggung penderitaan yang kita dapatkan meski kita sudah berbuat baik.
Mungkin ini konsep dan nasihat yang cukup aneh bagi dunia. Tapi, mari renungkan, jika kita berpesta karena tetangga yang sering menggosipkan kita meninggal, akankah itu bisa menjadi kesaksian yang baik? Jika kita tertawa dan berteriak “Puji Tuhan!” saat mendengar atasan yang menindas kita dipecat, apa itu akan membuat orang lain ikut memuji Tuhan? Namun, ketika kita tetap bersukacita, bertekun, bersabar, bahkan tetap berbuat baik pada orang yang menyakiti kita, bukankah itu yang membuat hidup kita menjadi inspirasi, kesaksian, dan teladan yang baik bagi semua orang? Yesus adalah teladan kita dan itulah yang Ia lakukan. Hasilnya? Hingga kini ajaran-Nya tetap hidup! • @
Tetap sabar meski mengalami penderitaan adalah sebuah anugerah, karena kita bisa menjadi terang-Nya.