Menjadi Pemimpin

1 Timotius 3:1-10

Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.
2 Petrus 3:17

Dalam legenda Tiongkok, dikisahkan pangeran Chao Chan berguru kepada Pan Ku untuk menjadi pemimpin. Satu kali, Pan Ku mengajak Chao Chan masuk ke hutan lalu meninggalkannya sendiri agar ia dapat belajar dari alam. Sebulan berlalu, Pan Ku datang dan bertanya suara apa saja yang ia dengar selama di hutan. Chao Chan bercerita tentang kokok ayam hutan, kerik jangkrik, dengung lebah, kicau burung, lolongan serigala, dst. Namun, Pan Ku memerintahkannya tinggal tiga hari lagi untuk lebih memerhatikan suara hutan. Meski heran, Chao Chan menurut. Pada hari ketiga dini hari, Chao Chan bangun tidur lalu mulai bermeditasi. Dalam sunyi itulah, ia mendengar suara yang benar-benar beda. Saat itu ia mengerti, ketika membuka telinga dan hati lebar-lebar, ia dapat mendengar suara bunga merekah, suara matahari yang terbit dan suara rumput minum embun pagi.

Menjadi pemimpin mungkin mudah bagi sebagian orang, tapi menjadi pemimpin yang bijaksana bisa dikatakan butuh waktu seumur hidup untuk mempelajarinya. Mampu mendengarkan suara yang tak terdengar adalah pelajaran wajib yang paling penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemimpin yang baik. Ketika kita mampu mendengar suara hati bawahan, mendengar perasaan yang tak bisa mereka ekspresikan, kesakitan dan keluhan yang tak diucapkan, barulah dia dapat dikatakan pantas menjadi pemimpin. Dia tahu persis kebutuhan dan keinginan pengikutnya. Pemimpin yang baik bukan sekadar orang yang bisa mengambil keputusan setelah mendapat masukan dari banyak orang, karena bisa saja dia mendengar cerita yang salah, berat sebelah, dan bias. Pemimpin yang baik memahami dengan melihat keadaan sebenarnya. Sering kali kita jumpai orang yang jabatannya lebih rendah, takut mengungkapkan kesalahan atasannya karena kalah kuasa sehingga tak berani bicara. Di sinilah kepemimpinan diuji. Seberapa peka dia terhadap keadaan lingkungannya? Memang sulit dan butuh waktu lama, tapi jika kita mau sungguh-sungguh dan meluangkan tiap waktu kita untuk belajar peka, kita pasti bisa jadi pemimpin yang baik. Pemimpin yang mampu menarik pengikutnya ke arah yang tepat. Itulah pemimpin yang sejati. • Lia

Pemimpin yang tanpa kepekaan akan menyusahkan pengikutnya

Belajar Bersyukur

Januari 31, 2017

Taat dalam Ketidakadilan

Januari 31, 2017