Merampok Allah

Maleakhi 3:6-12

Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Maleakhi 3:8

 

Suatu kali, di sebuah rumah seorang hamba Tuhan terjadi pencurian. Semua barang berharga habis, termasuk semua perhiasan yang disimpan di lemari. Kebetulan hamba Tuhan tersebut juga menyimpan uang di amplop-amplop yang terpisah, yang dibagi sesuai dengan kebutuhannya. Satu amplop tertulis “uang sekolah anak-anak”, amplop yang lain bertuliskan “kebutuhan bulanan”, amplop lain bertuliskan “cicilan motor”, dan sebagainya. Uniknya, meski seluruh amplop amblas dibawa pencuri, hanya satu amplop yang masih ia tinggal. Ternyata, meski amplop itu memang berisi uang, tapi di sampulnya tertulis: “persembahan kudus bagi Tuhan”.

Bahkan, pencuri pun tidak berani menyentuh milik Tuhan. Namun, kita sebagai orang percaya, justru sering mencuri yang menjadi miliknya Tuhan. Dalam terjemahan bahasa Inggris, kata “menipu” dalam Maleakhi 3:8 itu diterjemahkan sebagai “merampok”. Ya merampok, bukan lagi menipu, bahkan bukan mencuri. Mencuri dilakukan apabila si pemilik lengah atau sedang tidak di rumah, tetapi merampok merupakan tindakan yang lebih jauh. Perampok menggasak barang-barang selagi si pemilik mengetahui apa yang ia atau mereka lakukan. Maleakhi mengajarkan bahwa dari harta kita ada yang menjadi bagiannya Tuhan. Kita menyebutnya sebagai perpuluhan dan persembahan khusus. Kita tahu Tuhan melihat apa yang kita perbuatan, tetapi, alih-alih mempersembahkan apa yang menjadi bagiannya Tuhan, kita justru merampoknya. Kita tidak peduli, walau Tuhan melihat apa yang kita lakukan.

Kalau pencuri saja tidak berani menyentuh milik Tuhan, terlebih lagi seharusnya kita yang disebut sebagai umat-Nya. Renungan hari ini bukanlah untuk menghakimi siapapun, tapi untuk membuat kita makin bijaksana dalam mengelola berkat yang sudah Tuhan beri. Seperti janji-Nya, perpuluhan dan persembahan khusus justru melindungi harta kita yang lainnya. Bahkan, membuka pintu-pintu berkat lainnya. Tuhan memberkati. • Hendro

Perpuluhan mengajar kita untuk taat dan setia pada-Nya, melebihi segala harta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Asal Dia di Sana

Desember 17, 2021

Benci Natal

Desember 17, 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *