Miskin itu Dosa?

RH Spirit 01 November 2020

Amsal 28:6, 10:4, 22:2

Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.
Amsal 22:2

 

Ayub adalah orang terkaya di masanya. Namun, satu kali Tuhan mengizinkan Iblis mengujinya melalui rentetan bencana yang membuat hidup Ayub merana. Jutawan dengan keluarga bahagia tiba-tiba berubah miskin, penyakitan, dan kehilangan keluarganya. Sahabat-sahabat Ayub pun menjenguknya. Tapi, alih-alih menghibur, mereka menuduh Ayub pasti telah melakukan dosa besar dan ia harus bertobat (misalnya di Ayub 22).

Kita tahu kisah Ayub ini. Kita tahu juga sahabat Ayub salah karena menuduh Ayub padahal tidak tahu kebenarannya. Tapi, pemikiran dan dugaan seperti itu nyatanya sering muncul di benak kita juga. Melihat orang yang dulu kaya tiba-tiba menjadi miskin, kita berpikir pasti ada yang salah dengannya. Melihat orang yang meski rajin tapi ekonominya tidak kunjung meningkat, kita mengira Tuhan tidak memberkatinya. Pernyataan “miskin itu dosa” mungkin tidak kita ucapkan, tapi jika pikiran-pikiran di atas kita miliki, bisa jadi kita tanpa sadar mengamininya.

Pada kenyataannya, orang benar pun bisa miskin secara ekonomi. Jemaat Makedonia disebut Paulus miskin, tapi hidup mereka terpuji, khususnya dalam hal kemurahan hatinya (2 Kor. 8). Ada juga orang miskin yang bersih kelakuannya (Ams. 28:6) dan berhikmat (Pkh. 9:15). Namun, ada juga orang yang miskin karena malas (Ams. 10:4), hidup sembrono (Ams. 23:21), dan serakah (Ams. 28:19). Ini yang salah. Tapi kita tetap tidak bisa menilai hidup seseorang benar atau tidak hanya dari jumlah hartanya. Pada kenyataannya, miskin atau kaya itu sama di mata Tuhan (Ams. 22:2). Jadi, jangan kita menyombong saat berhadapan dengan yang lebih sedikit hartanya, tapi tidak usah minder juga dengan mereka yang lebih banyak hartanya. Miskin atau kaya hanyalah identitas jasmani, bukan rohani. Tak hanya terhadap orang kaya dan miskin, sikap kita terhadap kekayaan atau kemiskinan itu sendiri juga harus benar. Jangan buru-buru merasa diri diberkati ketika kaya sehingga kita merendahkan orang lain. Sebaliknya jangan juga merasa tidak diberkati saat uang kita pas-pasan sehingga kita menjadi egois, pelit, selalu mengeluh, dll. Mari miliki cara pandang yang benar! • ARC

Jangan sombong dan merendahkan orang saat kaya, jangan minder dan bersungut-sungut saat miskin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gereja Tanpa Anak Anda

Oktober 6, 2020

Cara Yang Tidak Biasa

Oktober 6, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *