Pelajaran dari Kesabaran

RH Spirit 01 Oktober 2025

Yakobus 5:7-11, 1:3-4

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabarterhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat
2 Petrus 3:9

 

Kita suka bahkan kagum dengan orang sabar. Kita senang jika pengemudi di belakang kita tidak mengklakson meski kita terlambat tancap gas saat lampu sudah hijau. Namun, belum tentu kita bisa sabar untuk tidak mengklakson mobil yang berjalan lambat di depan kita saat lampu hendak berganti dari hijau ke merah. Kesabaran tentu bukan hanya sikap yang harus dimiliki agar kita dikagumi orang lain. Sebagai orang percaya, kita pun dituntut untuk memiliki kesabaran. Untuk apa?

Pertama, karena Tuhan kita juga panjang sabar (2 Pet. 3:9). Dalam hidup ini, kita akan menghadapi berbagai jenis orang. Ada yang egois, keras kepala, ceroboh, seenaknya, tidak berempati, susah bekerja sama, sulit dimengerti, dll. Menghadapi mereka ini jelas butuh kesabaran, bahkan kesabaran ekstra. Dan itulah yang mesti kita berikan. Karena itu juga yang telah Tuhan lakukan pada kita. Tuhan telah sabar menghadapi segala perilaku kita yang bebal, yang menutup telinga terhadap kebenaran, yang terus memberontak meski tahu mana yang benar, yang terus jatuh dalam dosa dan kesalahan yang sama, yang merasa lebih tahu dari Tuhan bahkan berusaha mengatur Tuhan, dsb. Jika Tuhan tidak bersabar pada kita, sudah sejak dahulu kita binasa dalam kebodohan dan pemberontakan kita.

Dua, kita juga harus punya kesabaran karena kesabaran mengajar kita untuk menghargai proses, menghargai waktu, dan menyadari bahwa kita ini terbatas (Yak. 5:7-8). Jika kita tidak mau sabar, kita sama saja berkata, “Aku lebih tahu daripada Tuhan!” Kita merasa lebih tahu mana yang lebih baik, waktu yang lebih tepat, dan sikap yang lebih benar. Belajar bersabar sama saja dengan belajar tunduk pada Tuhan. Tidak buru-buru membuat penilaian, tapi bertanya dulu kepada-Nya. Tidak buru-buru bertindak berdasar emosi atau reaksi spontan, tapi menimbang lebih dulu apakah tindakan kita sudah sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Tiga, belajar sabar adalah belajar memiliki ketekunan (Yak. 1:3-4). Dan ketekunan adalah salah satu modal penting untuk meraih keberhasilan, baik dalam hal jasmani maupun rohani. Jadi, mari kita belajar bersabar karena kesabaran mengandung banyak manfaat bagi diri kita, hidup kita, dan juga dalam melatih iman kita. • ARC

Bersabar lebih banyak manfaatnya daripada ruginya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Blessed Family

September 2, 2025

Blessed Family

September 2, 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *