Mzm 32:1-5, Ams 28:13
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Pengakuan memang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi jika orang yang begitu kita percayai ternyata berbohong dan menutupi kesalahannya. Mendengarkan sebuah “pengakuan dosa” entah dari pasangan, anak, keluarga, rekan dekat, orang yang kita kagumi adalah hal yang menyesakkan, tapi bagaimanapun juga kita lebih respek dengan seseorang yang berani mengaku daripada orang yang berusaha menutupi kesalahannya.
Presiden Bill Clinton termasuk salah satu presiden terbaik yang pernah dimiliki Amerika Serikat. Pada masa pemerintahannya, Amerika Serikat berada pada puncak kejayaan secara ekonomi. Clinton sosok yang sangat dikagumi, tapi begitu skandalnya dengan Monica Lewinsky mencuat, popularitas Clinton langsung ambruk. Yang menarik, ambruknya popularitas Clinton bukan karena skandal yang dibuatnya, melainkan karena ia berusaha menutupi kesalahannya dan seakan-akan tidak bertanggung jawab atas kesalahannya tersebut.
Bandingkan dengan presiden John F. Kennedy yang juga pernah memiliki rapor merah, yaitu saat invasi Amerika ke Kuba untuk menggulingkan presiden Fidel Castro gagal pada tahun 1961. Kennedy secara terbuka menyatakan bahwa dirinya bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut. Pengakuan akan kegagalannya justru meningkatkan popularitasnya. Itu yang membuat di kemudian hari ia berkata, “Saya tidak mengerti. Semakin banyak kesalahan yang saya buat, mereka semakin menyukai saya.” Tentu yang dimaksud adalah bukan karena kesalahan yang dibuatnya, tapi karena kejujuran dan keterbukaannya.
Setiap orang pada hakekatnya lebih menghargai kejujuran dan keterbukaan daripada kebohongan dan kemunafikan. Lagipula bagi kita, bukankah lebih enak jika hidup secara transparan dan tidak mengenakan topeng di sana-sini? Miikilah karakter yang bisa dipercaya! • Kwik
Pengakuan memang menyakitkan, tapi ada yang lebih menyakitkan lagi : kebohongan!