Personal Branding

RH Spirit Motivator 01 September 2024

Yohanes 13:34-35

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Yohanes 13:35

 

“Never meet your heroes!” Jangan pernah bertemu dengan pahlawanmu. Pernah dengar kalimat ini? Banyak kita punya “pahlawan”, yaitu sosok yang kita idolakan, kagumi, dan kita jadikan panutan. Tapi, kita tak pernah bertemu mereka langsung secara pribadi. Kita hanya melihatnya di TV, dari bangku penonton atau hanya menikmati karya-karyanya saja. Banyak cerita bahwa saat seseorang akhirnya bertemu idolanya, mereka justru kecewa. Mungkin sang idola tidak ramah atau cuek dengan fansnya, mungkin karena saat bertemu sifatnya sangat beda dengan imej yang ditampilkan. Ini bisa karena harapan si fans yang berlebihan. Tapi, bisa juga karena pribadi asli sang idola memang tak seperti citra yang dimunculkan media. Maka, nasihat di atas pun muncul agar kita tak kecewa.

Tak hanya artis atau tokoh publik saja, di zaman ini, bukan hal aneh jika orang-orang biasa pun sengaja membangun citra tertentu di media sosial. Ada yang di medsos tampil jenaka, tapi di keseharian serius. Di kehidupan sehari-hari kalem dan tenang, tapi di medsos vokal dan garang. Hal seperti itu banyak terjadi. Orang-orang seperti itu kadang mendapat pandangan miring. Padahal, itu sah saja dan bukan hal baru. Lihat saja di surat lamaran pekerjaan dan CV. Di situ, orang selalu menampilkan dirinya punya kualifikasi, kompetensi, keterampilan, dan sifat-sifat unggul tertentu. Tujuannya adalah supaya orang yakin dan percaya bahwa ia adalah orang yang tepat untuk mengemban tanggung jawab.

Bukan hanya artis atau public figure yang perlu personal branding, tapi kita semua yang terjun di dunia kerja. Tantangannya adalah bagaimana agar kita melakukan itu dengan konsisten, bukan pencitraan palsu, bukan sekadar untuk kemajuan karier, tapi karena kita benar-benar ingin diri kita benar-benar bermanfaat, berdampak bagi sesama, dan terutama memuliakan Tuhan. Kuncinya adalah integritas dan ketulusan. Tujuan personal branding bukan untuk menunjukkan bahwa kita sempurna, melainkan supaya kita terhubung dengan orang yang membutuhkan kita. Nah, seperti apa branding kita? Yesus berkata kasih adalah branding untuk para murid-Nya. Mengembangkan potensi adalah salah satu wujud kasih kita kepada Allah. Integritas dan ketulusan adalah wujud kasih kita pada sesama. • ARC

Personal branding bukanlah pencitraan palsu

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stand on White

Agustus 9, 2024

It’s Okay to Lose

Agustus 9, 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *