Perspektif Kegagalan

RH Spirit Motivator 01 April 2025

2 Samuel 12:15-25

Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.
2 Samuel 12:23

 

Apakah kalah dengan skor 3-4 lebih buruk daripada kalah dengan skor 0-4? Apakah kalah di pemilihan dengan selisih 10 suara lebih buruk daripada kalah dengan selisih satu juta suara? Apakah terlambat 1 detik lebih buruk daripada terlambat 1 jam? Meski sama-sama kalah dan sama-sama gagal, bagi kebanyakan orang, mengalami nyaris menang atau nyaris berhasil itu lebih menyesakkan ketimbang kalah telak atau gagal total. Hingga beberapa waktu kemudian, sebagian mereka mungkin akan masih terus meratapinya atau masih membahas bagaimana mereka pernah hampir berhasil.

Hal yang sama jarang terjadi di pihak sebaliknya. Bagi kandidat yang terpilih dengan kemenangan sangat tipis, mereka tak akan terus membahas kemenangan mereka, melainkan memilih untuk fokus kepada tugas dan tanggung jawab ke depan. Bagi penumpang yang berhasil masuk ke kereta dan sedetik kemudian pintu ditutup, mereka mungkin tersenyum dan menghela napas lega untuk sejenak. Tapi setengah jam kemudian, atau begitu tiba di tujuan, mereka tak memikirkannya lagi.

Ada orang yang selalu memandang masa depan secara negatif, yang kita sebut sebagai pesimis. Tapi ada juga yang selalu memandang masa lalu dengan negatif. Rasanya belum ada istilah khusus untuk orang seperti itu. Padahal, ada banyak orang yang seperti itu. Mereka terus menyesali kegagalan, meratapi kesalahan, atau menceritakan bagaimana mereka pernah nyaris menang, bahkan lalu mulai mengkambinghitamkan ini itu. Sikap seperti ini bahaya karena akan membuat orang sulit maju. Alih-alih menyiapkan diri lebih baik agar bisa meraih keberhasilan di masa depan, mereka terus meratapi kegagalannya, apalagi jika kegagalan itu berupa “nyaris menang” tadi. Faktanya, kebanyakan orang mungkin sudah lupa akan kegagalan Anda itu. Maka, tak perlu terus meratapi atau malu karenanya. Sama seperti para pemenang mesti segera menatap yang di depan, jika Anda kali ini kalah, tataplah juga masa depan dan kembalilah berusaha. Sikap Daud saat mengalami kegagalan bisa jadi inspirasi kita. Selama masih ada kesempatan untuk memperbaiki kegagalan, Daud berusaha sekuat tenaga. Tapi, setelah ia gagal, ia bangkit dan kembali menatap hari depannya. Mari tiru hal ini! • ARC

Tak perlu terus meratapi kegagalan, bangkitlah dan tataplah apa yang ada di depan!

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Diubah oleh Salib

Maret 7, 2025

Ubah Langkah, Kembali ke Rumah

Maret 7, 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *