Saat Harus Mundur

Yohanes 3:22-36

Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Yohanes 3:28

 

Ada saatnya kita harus mundur. Bisa karena kita sudah memasuki masa pensiun. Bisa karena kita mendapat tugas baru. Atau bisa juga karena memang masa tugas atau masa jabatan kita sudah selesai. Yohanes pun mengalami hal sama. Dalam perikop ini murid-murid Yohanes memberi tahu Yohanes bahwa banyak orang yang dibaptis oleh murid-murid Yesus dan mengikuti Yesus. Bahkan kemudian pengikut Yesus lebih banyak daripada pengikut Yohanes Pembaptis. Pendek kata, “karier” Yesus lebih moncer daripada “karier” Yohanes Pembaptis.

Bagaimana reaksi Yohanes? Ia menjelaskan dengan gambaran budaya Yahudi, yaitu tentang tugas sahabat mempelai pria. Sahabat mempelai pria adalah orang penting dalam pesta perkawinan. Ia mengurus makanan, minuman, pernak-pernik pesta, menyebarkan undangan, dsb. Tugasnya berakhir ketika mempelai pria datang dan masuk ke kamar pengantin untuk menemui si pengantin wanita. Setelah itu sahabat mempelai pria tidak penting lagi dan ia pun dilupakan karena tugasnya memang sudah selesai. Namun, dia mundur dengan sukacita karena telah menyelesaikan tugas dengan baik. Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa tugasnya sudah selesai pada saat kedatangan Yesus. Ia harus mundur karena memang masa tugasnya hanya sampai di situ saja. Dan ia mundur dengan sukacita. Dia tidak merasa “habis manis sepah dibuang”, karena ia tahu bahwa tugasnya memang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Hal ini ditegaskan dengan perkataannya, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Ada waktunya kita mengalami seperti yang dialami oleh Yohanes Pembaptis. Kita harus lengser karena memang masa tugas berakhir. Bisa karena proses regenerasi yang mana mereka jauh lebih hebat dan terampil dibandingkan kita. Di sinilah dibutuhkan jiwa yang besar untuk menerima kenyataan itu dengan sukacita. Bukan seolah-olah kita dibuang dan dilupakan, tetapi kita sadar bahwa memang segala sesuatu ada waktu dan masanya. Mundur dari suatu tugas bukan berarti hidup kita selesai, bukan? Masih ada banyak hal positif yang bisa kita kerjakan. • Widyawati

Segala sesuatu ada waktu dan masanya, termasuk waktu untuk kita mundur dari tugas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mewaspadai Keretakan

Desember 29, 2020

Benarkah Kita Memahami?

Desember 29, 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *