2 Raja-raja 5:1-14
“Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! 2 Raja 5:11
Saat Naaman, panglima raja Aram tiba di rumah Elisa, dia berharap bahwa sang nabi sendiri yang datang menyambutnya. Ternyata harapannya tidak kesampaian, Elisa tidak datang menyapanya dan sebaliknya malahan mengutus seorang pelayan datang kepadanya. Tentu saja suruhan ini dipandang rendah untuk menyampaikan pesan Tuhan yang datang padanya. Panglima ini tidak tergetar oleh pesan Tuhan malahan menjadi marah. Dia mengucapkan perkataan berbahaya, “Aku sangka …” Dalam pikirannya telah terbentuk kesalahan dan pengharapan yang terbatas. Naaman membuat sebuah skenario sendiri bahwa dia ingin Tuhan bekerja dengan rapi seperti yang dia inginkan.
Demikian juga dengan kita. Kita bisa melakukan kesalahan yang sama. Kita membatasi cara Tuhan bekerja dengan memiliki pengharapan yang picik dan sempit bahwa Tuhan dapat memenuhi apa yang kita inginkan sesuai dengan ketentuan dan kriteria kita. Banyak hal dan cara yang muncul diantara kita dengan cara seperti Naaman. Kita pikir seseorang akan muncul, menyembuhkan, membebaskan dan kita hanya menyaksikan tanpa berbuat apa-apa. Kita berharap hutang kita terlunasi tanpa kita bekerja keras setiap hari. Kita ingin keluarga dipulihkan tanpa harus berdoa sampai bertahun-tahun untuk itu. Padahal janji Tuhan selalu melibatkan daya dan usaha kita.
Kesalahan yang selanjutnya adalah keputusan atas pilihan. Naaman membandingkan Sungai Yordan dengan Sungai Abana dan Parpar (ayat 12) yang menjadi pilihan Tuhan sebagai tempat kesembuhan atas penyakitnya. Kesalahan kedua ini kadang juga kita perbuat, karena kita lebih memilih sungai terhormat, mewah dan yang kita kenal atau kita tentukan sendiri. Tuhan tidak akan mengambil dan membenamkan kita ke dalam sungai. Kita yang harus taat untuk membenamkan diri ke dalam sungai pilihan-Nya. Kesalahan pengharapan yang memengaruhi pikiran, hati dan ekspektasi kita akan membawa pada kemarahan, namun dengan menuruti perkataan-Nya tanda hati yang percaya maka kita akan mendapatkan pemulihan. •Amos