RH Spirit for Woman 01 Maret 2021
Kej. 12:10-20, Mat. 22:34-40
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Matius 22:39
Ketika bayi menangis keras-keras, bisa dipastikan itu karena ia merasa tidak nyaman. Entah ia lapar, sakit, terganggu, kaget, dll. Tak ada bayi yang menangis karena terharu, karena memang bayi baru bisa peduli pada dirinya sendiri. Makin besar, manusia pun makin bisa memahami orang lain. Tapi, apakah pertumbuhannya sehat atau tidak, itu tergantung dari bagaimana ia memahami dirinya sendiri. Itu sebabnya, Alkitab berkata agar kita mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat. 22:39). Untuk dapat mengasihi sesama, kita harus lebih dulu mengasihi diri sendiri. Orang yang membenci dirinya karena punya kekurangan tertentu, misalnya, tak akan bisa mengasihi sesamanya dengan baik. Orang yang merasa hidupnya sia-sia sulit untuk berharap hal baik terjadi kepada sesamanya.
Mengasihi diri sendiri bukanlah mementingkan diri sendiri, karena kasih tidak mencari keuntungan diri (1 Kor. 13:5). Bacaan hari ini menunjukkan peristiwa ketika Abram hampir mencelakai Sarai, istrinya sendiri. Mengapa? Karena Abram mementingkan dirinya sendiri. Demi menyelamatkan diri dari orang Mesir, ia tidak mengakui Sarai sebagai istrinya sehingga nyaris mengorbankan Sarai dan perkawinan mereka. Inilah bentuk mengasihi diri sendiri yang salah. Abram mengasihi dirinya sehingga ia jadi mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain.
Kasih pada diri sendiri yang benar adalah kasih yang terpancar dari dalam ke luar. Kita jadi mampu berempati, merasakan suka dan duka yang dirasakan orang lain, kita mensyukuri keberadaan kita dan tahu bagaimana keberadaan kita bisa bermanfaat bagi orang lain, dsb. Tapi, Iblis berusaha membelokkannya. Hawa seharusnya bersyukur atas keberadaannya yang amat dikasihi Allah dan setiap hari menikmati taman Eden, tapi ia dibujuk untuk bertanya: Keinginan Allah memang seperti itu, tapi bagaimana keinginanku? Alih-alih mensyukuri anugerah Allah atas dirinya, Iblis membujuk manusia agar meletakkan dirinya di atas Allah. Ini yang harus kita waspadai. Hukum kasih menaruh kasih pada Tuhan di atas kasih pada diri sendiri dan sesama (Mat. 22:37-39). Kasih pada Allah adalah yang menjadi dasar kita mengasihi diri kita dan mengasihi sesama. Tanpa kasih pada Allah, kasih pada diri sendiri adalah egoisme. • @
Kasih pada Allah membuat kita bisa mengasihi diri sendiri dan sesama dengan benar.