RH Spirit Next 01 September 2023
Bilangan 20:2-13
Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali,
maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
Bilangan 20:11
Seorang penulis asal Amerika menceritakan peristiwa yang dialami oleh salah seorang temannya yang bernama Ralph Milton. Suatu pagi, Ralph bangun jam 5 pagi karna tidurnya terganggu oleh suara berisik seperti bunyi pukulan di atap rumahnya. Dengan masih memakai piyama, Ralph pun kemudian berjalan menuju halaman belakang rumahnya untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ternyata ada seekor burung pelatuk yang bertengger di antena televisi dan mematuki pipa penyangganya. Jengkel, Ralph pun lalu mengambil batu dan melemparnya ke arah burung pelatuk itu. Tanpa disangka, lemparan itu terlalu kuat. Bukannya mengenai burung pelatuk, batu itu terlempar jauh melampaui atap rumah dan justru mengenai mobil yang kebetulan lewat di depan rumahnya. Suara klakson mobil pun berbunyi kencang, dan dari kejauhkan terdengar orang yang sedang marah-marah. Makin jengkel, Ralph pun lalu menendang tanah di bawah kakinya. Ia lupa kalo saat itu ia masih belum memakai sandal.
Nggak bisa disangkal, Musa adalah pemimpin yang hebat. Ia udah cukup sabar dalam menghadapi bangsa Israel yang nyebelin. Tapi ada satu waktu di mana ia bener-bener kehilangan kendali atas amarahnya. Ini terjadi saat bangsa Israel merengek minta air. Pada saat itu, Tuhan udah jelas ngomong pada Musa supaya Musa cukup berkata saja pada bukit untuk mengeluarkan air. Tapi prakteknya ternyata ngga seperti itu. Mungkin karna saking jengkelnya, Musa justru memukul bukit batu sebanyak dua kali. Air memang keluar, tapi Tuhan akhirnya memberikan hukuman tegas pada Musa karna nggak mengikuti perintah-Nya.
Dalam keadaan emosi, marah, atau jengkel, kita emang kesulitan berpikir jernih. Akhirnya, kita pun terjebak ngelakuin hal-hal yang sebenernya nggak kita inginkan. Rugi sendiri. Menyesal sendiri. Kenyataan inilah yang seharusnya selalu bisa kita sadari dan tangani dengan baik. Tiap kali kepala dikuasai oleh amarah atau rasa jengkel, lebih baik hindari mengatakan atau melakukan sesuatu. Tenangkan diri dan dinginkan kepala terlebih dahulu, sehingga kita dapat mencerna dengan baik mana yang sebaiknya kita lakukan dan kita hindari. Perbuatan atau perkataan yang keluar saat kita lagi dikuasai amarah atau rasa jengkel udah pasti hanya akan mendatangkan penyesalan. • Dn
Amarah adalah perasaan yang membuat mulut kita bekerja lebih cepat daripada pikiran.
Evan Esar – Komedian
Amin.