RH Spirit 01 Februari 2022
Roma 12:9-21
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura!
Roma 12:9a
Di kalangan anak muda khususnya, kata “mantan” sedang populer. Namun, kata itu juga mengalami pergeseran makna. Sebelumnya kata “mantan” hanya diartikan sebagai orang yang pernah mengisi satu posisi, kini mantan lebih sering dihubungkan dengan mantan kekasih dan dikonotasikan negatif. Mantan kekasih dianggap sebagai orang yang telah menyakiti, melukai, dan patut dibenci. Padahal saat satu hubungan asmara bubar, sering kali itu bukan karena kesalahan satu pihak saja. Bahkan bisa jadi yang lebih bersalah adalah si A, tapi si A tetap melabeli negatif mantan pacarnya itu. Begitulah cinta ala dunia. Dulu dianggap yang terbaik dan yang paling dicintai (bukankah seperti itu perasaan orang yang sedang kasmaran?), tapi kini dianggap sebagai yang terburuk dan terjahat.
Orang Kristen sering bicara dan mendengar tentang kasih. Meski demikian, kadang kita masih sering salah mengerti tentang arti kasih itu sendiri. Kasih atau cinta, misalnya sering dianggap sebagai satu perasaan saja. Perbuatan baik juga sering disamakan dengan kasih. Padahal tidak semua perbuatan baik didasari oleh kasih. Banyak orang bahkan berbuat baik bukan karena mengasihi sesamanya tapi lebih karena mengasihi dirinya sendiri. Mereka berbuat baik agar dirinya dipuji, agar dirinya dianggap baik, agar dirinya masuk sorga, dll. Kasih juga bukan sekadar perasaan yang kadang muncul kadang hilang, tapi kasih harus dinyatakan melalui tindakan yang dilakukan secara konsisten. Ilustrasi soal mantan di atas menunjukkan “kasih” yang tidak konsisten bahkan hanya bertujuan untuk mendapat keuntungan diri sendiri saja.
Kasih yang Tuhan ajarkan dan harus kita miliki adalah kasih yang tulus dan tidak berpura-pura. Apa yang harus dilakukan agar kasih kita bisa tulus? Pertama, jauhi kejahatan dan lakukan yang baik (ay. 9). Dua, miliki kasih persaudaraan (ay. 10a). Tiga, hargai sesama (ay. 10b). Empat, antusiaslah dalam melakukan semua itu (ay. 11). Dan kelima, jadikan kasih sebagai bagian dari melayani Tuhan (ay. 11). Intinya, dalam mengasihi milikilah motivasi yang bersih dan lebih fokuslah kepada sesama dan Tuhan ketimbang hanya fokus pada diri sendiri. • ARC
Kasih bukanlah sekadar perasaan atau perbuatan baik.