Bilangan 14
Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung sambil berkata:
“Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa.”
Bilangan 14:40
Beberapa waktu lalu, saya mendapat berita duka. Seorang teman meninggal dunia akibat tertabrak truk di sebuah perempatan lampu merah. Ia tidak menerobos lampu merah. Sepeda motornya berhenti. Tapi, saat itulah, dari arah samping, sebuah truk dengan kecepatan tinggi menabraknya. Bagaimana bisa? Sudah berhenti saat lampu merah tapi tetap celaka? Ternyata, ini terjadi karena teman saya memang berhenti tapi di saat yang salah. Ia tidak segera berhenti saat lampu sudah mulai merah. Mungkin ia berpikir masih bisa melewati perempatan itu tapi ketika ternyata lalu lintas di depannya sudah mulai ramai, ia baru mendadak berhenti. Sayang, ia berhenti melebihi garis marka lampu lalu lintas. Saat itulah, sebuah truk yang juga tidak siap mengerem menabraknya.
Mentaati perintah Tuhan adalah sebuah keharusan. Asalkan kita taat, maka kita pasti berhasil. Kita pasti sering mendengar kalimat-kalimat itu. Namun, ada satu waktu ketika bangsa Israel taat pada perintah Tuhan, mereka justru mengalami kegagalan. Awalnya, Tuhan memang memerintahkan mereka untuk menyerang. Namun, sebelumnya untuk membaca medan, dikirimlah para pengintai. Dari 12 pengintai yang dikirim, 10 pengintai memberitakan jika mereka tak mungkin menang dan Musa hanya mengirimkan misi bunuh diri saja. Bangsa Israel pun lebih percaya pada 10 pengintai itu dan memberontak pada Musa. Mereka menolak menyerang dan ingin kembali ke Mesir saja. Hal itu membuat Tuhan murka. Ketika Tuhan sudah marah, karena takut, mereka berinisiatif menyerang Amalek dan Kanaan sendiri. Serangan itu pun gagal total.
Taat tapi terlambat, ada kalanya itu sama saja dengan tidak taat. Sayangnya, banyak orang seperti itu. Mereka baru taat setelah diancam hukuman. Mereka baru menuruti perintah Tuhan, hidup benar, saat sudah terjepit. Yang lebih parah, mereka melakukan perintah, tapi waktunya semau sendiri. Mau bertobat, tapi bukan sekarang. Mau pelayanan tapi nanti setelah waktunya senggang. Apakah ini bisa disebut sebagai taat? Ketaatan bukanlah sekadar tentang apakah itu melakukan perintah-Nya atau tidak, tapi apakah kita juga segera melakukannya? Itulah taat. • @
Taat tapi terlambat sama dengan tidak taat.