Tegar di Tengah Karang

Matius 6 : 25-34

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Matius 6 : 26

Jika kita berwisata ke Teluk Pengandaran, Jawa Barat dan berjalan-jalan di wilayah hutan lindungnya, kita bisa menemui pemandangan unik. Di hutan itu, terdapat sejumlah pepohonan yang bisa tumbuh beberapa meter tingginya di atas sebuah batu karang besar. Ya, secara logika, mana mungkin pohon-pohon itu bisa tumbuh di atas batu karang? Pohon itu tidak menemukan sumber makanan, tidak menemukan air, dan masih lagi diterpa angin laut yang kencang. Namun, kenyataannya pohon-pohon itu tetap bisa tumbuh. Pohon-pohon itu bisa tumbuh karena saat bijinya mulai berakar, pohon-pohon ini tidak menyerah kalah terhadap kerasnya batu karang melainkan tetap merambatkan akarnya mencari sumber makanan dan air di sekitar batu karang itu.

Kalau sebuah pohon saja bisa bertahan hidup sampai tumbuh besar di atas sebuah batu karang, mengapa kita manusia kadang begitu gampang mengeluh dan komplain pada Tuhan? Kita begitu gampang mengeluh tentang gaji yang pas-pasan, padahal masih banyak saudara kita yang menganggur karena minimnya lapangan kerja. Kita mengeluh capai berjalan ke sana ke mari mencari orderan, padahal banyak saudara kita yang duduk di kursi roda. Kita komplain pada Tuhan mengapa tak kunjung kaya, padahal kita di lahirkan dengan tubuh sempurna.

Seberat apapun tekanan hidup yang kita alami hari ini, mari kita belajar dari pohon yang tumbuh di atas sebuah batu karang dekat pantai Pangandaran tadi. Jangan menyerah atau mengeluh saat kita mengalami kesusahan, tapi marilah kita belajar mengucap syukur atas apapun yang terjadi dalam hidup kita setiap hari. Marilah kita tetap merambatkan akar-akar kita, yaitu terus bekerja, belajar, dan berdoa untuk mencapai tujuan-tujuan mulia dalam hidup kita. Firman Tuhan hari ini berkata kalau burung saja Tuhan beri makan, apalagi kita manusia, ciptaan-Nya yang paling mulia? Jika pohon yang berada di atas karang saja diberi-Nya makanan dan kehidupan, mengapa kita harus mengeluh dan putus asa saat ‘batu karang’ masalah mengimpit kita? Sebagai makhluk yang lebih mulia dari burung dan pohon, tentu seharusnya tidak ada alasan bagi kita untuk putus asa. Amin? • Untung Budiono

Kita dibekali lebih dari cukup untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan kita

Berlari pada Tuhan

April 9, 2017

Belajar

April 9, 2017