You Can Do It!

Markus 13:3-13

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
Lukas 6:40

 

Masihkah Anda ingat masa-masa duduk di bangku SD atau TK? Ingatkah Anda beda cara mengajar guru SD dan TK dengan cara mengajar guru di SMA atau dosen Perguruan Tinggi? Tentu banyak sekali perbedaannya. Tapi, ada salah satu yang cukup khas guru TK atau SD, yaitu bahwa saat mengajar mereka sering berusaha mengajak murid-muridnya meneruskan kalimat yang ia ucapkan. Misalnya, “Kalau diberi sesuatu, kita ucapkan terima….?” Para murid pun akan menjawab serentak “Kasiiihh…” “Satu ditambah satu sama dengan du…?” Dan dijawab, “AAA!!” Mengapa ini dilakukan? Apakah sang guru tak tahu jawabannya? Tentu tidak. Inilah salah satu cara memancing agar anak ikut berpikir, yaitu dengan membuat mereka merasa seolah sudah “membantu” sang guru.

Dalam mentraining staf, ada kalanya pimpinan, HRD atau staf senior lebih menempatkan staf junior di posisi pendengar. Kita menjelaskan dan menunjukkan berbagai hal tanpa memberi kesempatan ia ikut aktif. Padahal penelitian menunjukkan bahwa orang akan lebih cepat belajar jika ia merasa dipercaya. Salah satu caranya adalah dengan memberi mereka kesempatan lebih aktif. Tidak perlu rumit-rumit. Hal ini bahkan bisa kita mulai dari cara komunikasi kita, seperti yang dilakukan guru SD dan TK tadi.

Tentu kita tak harus melatih mereka dengan cara seperti mengajar anak TK, tapi intinya, untuk bisa menggali potensi karyawan, buatlah mereka merasa mampu dan bisa melakukan tugasnya. Buatlah masa training sebagai masa yang menggairahkan dan bukan mengintimidasi, buatlah mereka yakin bahwa mereka tak salah bergabung, bahwa mereka punya kemampuan untuk bekerja dan menjawab tantangan di tempat kerja yang baru, buat mereka percaya diri dan bukan minder, buat masa training sebagai masa menggali potensi mereka dan bukan memamerkan kemampuan Anda. Lihatlah cara Yesus selama “mentraining” murid-murid-Nya. Meski kadang Ia menegur mereka, tapi ia juga selalu membesarkan hati mereka, termasuk saat berbicara tentang tantangan yang akan mereka hadapi. Cobalah praktikkan hal ini juga dalam training di perusahaan Anda. • Arie

Membina kinerja dimulai dari membina motivasi dan kepercayaan diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Melihat ke Depan

September 30, 2022

Kebaikan adalah Keberanian

September 30, 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *