Yosua 1:1-18
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Yosua 1:7
Alkisah ada seorang pelaut tua yang berulang kali salah arah dan tersesat di laut. Teman-temannya sesama pelaut sangat prihatin dengan situasi yang dialami pelaut tua itu. Jadi mereka memberikan sebuah kompas dan mendesaknya untuk menggunakannya. “Kompas ini akan membuatmu tidak tersesat lagi, ikutilah sebab kompas ini akan membawamu ke arah yang tepat!” kata teman-temannya. Suatu hari, saat berlayar dengan kapalnya, ia mengikuti saran mereka dengan membawa kompas itu. Di tengah laut, seperti biasanya lagi-lagi ia bingung dengan arah dan tersesat. Dengan nada jengkel, teman-temannya bertanya, “Mengapa kamu tidak menggunakan kompas yang kami berikan?” Pelaut itu menjawab, “Saya tidak berani! Saya ingin pergi ke arah tenggara, tetapi walaupun saya telah mencoba sekuat tenaga untuk membuat jarum itu menunjuk ke tenggara, tetap saja jarum itu menunjuk ke arah utara.” Mendengar hal itu teman-temannya saling berpandangan dan berpikir hal yang sama tentang pelaut tua itu: “Bodoh!”
Musa, orang yang memimpin perjalanan bangsa Israel telah tiada. Hal ini bisa berarti bahwa bangsa itu telah kehilangan ‘kompas’ untuk perjalanan mereka selanjutnya. Tetapi Allah telah memilih Yosua untuk menggantikan peran Musa dengan pesan penting: “Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi” (Yos. 1:7). Itu artinya Yosua dan bangsa itu haruslah mempercayai hukum Allah atau firman-Nya sebagai satu-satunya arah yang tepat yang harus diikuti. Menyimpang dari ‘jarum’ yang ditunjukkan firman Allah atau menyimpang pasti akan membuat akhir perjalanan mereka tersesat.
Firman Allah adalah ‘kompas’ yang akan membawa hidup kita pada tujuan yang benar. Janji-Nya berkata bahwa perjalanan kita akan beruntung. Percaya pada firman Allah berarti kita berani menaklukkan kehendak diri sendiri di bawah kehendak Allah. Mengikuti apa yang dikehendaki Allah pasti membawa kita ke tujuan yang tepat, tetapi penyimpangan akan membuat kita tersesat. • Sys
Taat membawa kita pada tujuan yang tepat, menyimpang membuat kita tersesat.